Kedua, Pendekatan Ekonomis.
Pembangunan infrastruktur yang tinggi diseluruh Indonesia sangat berpengaruh kepada APBN, apalagi target penerimaan pajak ternyata meleset dari yang ditargetkan. Ini tentu sangat menghawatirkan, sehingga alternatif untuk menambal APBN tentu saja salah satunya dengan Pinjaman Luar Negeri.
Akan tetapi berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya, beberapa waktu yang lalu dalam konfrensi Asia-Afrika, Jokowi mengkritik sangat keras IMF dan Bank Dunia. Walaupun bergelar Bank Dunia, bank tersebut tak ada bedanya dengan bank komersial, dan hanya laku di negara-negara berkembang saja. Hal itu membuat semua tercengang dan takut kalau-kalau RI nantinya tidak akan mendapat pinjaman lagi.
Akan tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Presiden Kelompok Bank Dunia, Dr. Jim Yong Kim, buru-buru sowan ke Istana, dan terang-terangan menawarkan pinjaman hingga US$ 11 Milyar, sebuah angka yang fantastis. Dr. Jim Yong Kim bahkan dengan berkelakar mengatakan, 20 tahun yang lalu ketika sebagai seorang aktivis, dia juga menutut agar Bank Dunia ditutup!
Oh.. ternyata “kalau berbeda duduknya, berbeda juga suaranya....”
Tapi “orang-orang sirik” mengatakan Jokowi sok jual mahal. Dulu mengkritik Bank Dunia, tetapi sekarang mau juga menerima pinjamannya. “Orang-orang sirik” itu lupa, Kalau tukang kredit yang mendatangi kita, pastilah bunga dan persyaratannya akan lebih “ramah” bila dibandingkan kalau kita yang memohon pinjaman kepada mereka! Kini setelah eks Direktur pelaksana Bank Dunia itu menjadi Menkeu, semuanya pasti akan lebih mudah.
Menkeu yang lama sudah berhasil “membidani” Tax Amnesty, dan dana luarpun sudah mulai masuk. Akan tetapi, walaupun sama-sama dokter, kini Tax Amnesty itu butuh “Dokter Anak, bukan Dokter Kandungan” karena Dokter Anak lebih paham “membesarkan” seorang anak daripada seorang Dokter Kandungan. Tugas SMI memang untuk membesarkan Tax Amnesty.
***
Ketiga, Pendekatan Psikis
Kesempatan Kedua selalu ditunggu semua orang. Tak ada seorangpun yang meragukan kinerja orang-orang yang mendapat kesempatan kedua. Berbahagialah orang yang mendapat kesempatan kedua. Berbahagialah orang yang memberikan kesempatan kedua bagi orang lain, agar supaya orang lain tersebut dapat membahagiakan dirinya sendiri....
Reinhard Freddy