Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sri Mulyani Indrawati, Kembalinya Sang Kembang Century

30 Juli 2016   18:50 Diperbarui: 30 Juli 2016   18:52 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto :www.dailystar.com.

Kedua, Pendekatan Ekonomis.

Pembangunan infrastruktur yang tinggi diseluruh Indonesia sangat berpengaruh kepada APBN, apalagi target penerimaan pajak ternyata meleset dari yang ditargetkan. Ini tentu sangat menghawatirkan, sehingga alternatif untuk menambal APBN tentu saja salah satunya dengan Pinjaman Luar Negeri.

Akan tetapi berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya, beberapa waktu yang lalu dalam konfrensi Asia-Afrika, Jokowi mengkritik sangat keras IMF dan Bank Dunia. Walaupun bergelar Bank Dunia, bank tersebut tak ada bedanya dengan bank komersial, dan hanya laku di negara-negara berkembang saja. Hal itu membuat semua tercengang dan takut kalau-kalau   RI nantinya tidak akan mendapat pinjaman lagi.

Akan tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Presiden Kelompok Bank Dunia, Dr. Jim Yong Kim, buru-buru sowan ke Istana, dan terang-terangan menawarkan pinjaman hingga US$ 11 Milyar, sebuah angka yang fantastis. Dr. Jim Yong Kim bahkan dengan berkelakar mengatakan, 20 tahun yang lalu ketika sebagai seorang aktivis, dia juga menutut agar Bank Dunia ditutup!

Oh.. ternyata “kalau berbeda duduknya, berbeda juga suaranya....”

Tapi “orang-orang sirik” mengatakan Jokowi sok jual mahal. Dulu mengkritik Bank Dunia, tetapi sekarang mau juga menerima pinjamannya. “Orang-orang sirik” itu lupa, Kalau tukang kredit yang mendatangi kita, pastilah bunga dan persyaratannya akan lebih “ramah” bila dibandingkan kalau kita yang memohon pinjaman kepada mereka! Kini setelah eks Direktur pelaksana Bank Dunia itu menjadi Menkeu, semuanya pasti akan lebih mudah.

Menkeu yang lama sudah berhasil “membidani” Tax Amnesty, dan dana luarpun sudah mulai masuk. Akan tetapi, walaupun sama-sama dokter, kini Tax Amnesty itu butuh “Dokter Anak, bukan Dokter Kandungan” karena Dokter Anak lebih paham “membesarkan” seorang anak daripada seorang Dokter Kandungan. Tugas SMI memang untuk membesarkan Tax Amnesty.

***

Ketiga, Pendekatan Psikis

Kesempatan Kedua selalu ditunggu semua orang. Tak ada seorangpun yang meragukan kinerja orang-orang yang mendapat kesempatan kedua. Berbahagialah orang yang mendapat kesempatan kedua. Berbahagialah orang yang memberikan kesempatan kedua bagi orang lain, agar supaya orang lain tersebut dapat membahagiakan dirinya sendiri....

Reinhard Freddy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun