Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kabei Anak Bajau Sampela

26 Mei 2016   11:55 Diperbarui: 26 Mei 2016   12:05 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : meorshariffuddin.blogspot.com

Aku akan menjumpai dewa laut dikedalaman sana dan mengatakan kepadanya, Aku Kabei anak Bajau Sampela! Tidak akan ada lagi yang boleh mengutuki aku! Tidak akan ada lagi yang boleh mengatur hidupku! Aku akan mengatur sendiri hidupku dan aku akan berjuang untuk itu seperti nenek moyangku dari Sulu yang berani merantau dengan leppa hingga sampai ke Tanjung Pengharapan di Afrika.

Beberapa tahun terahir, kehidupan orang Bajau laut sangat meyedihkan. Kapal-kapal penangkap ikan besar telah menghabiskan ikan-ikan di Taman Nasional Wakatobi, mereka menangkap ikan jauh ke dalam zona tangkap ikan yang dilindungi. Orang laut itu sekarang kelaparan, dewa laut tidak lagi memberikan ikan. Mereka hanya orang lugu, sederhana, tulus, dan tidak tahu baca tulis. Mereka hanya menangkap ikan untuk dimakan hari itu saja, tidak ada yang disimpan untuk besok.

Kini akulah yang menjaga wilayah itu. Aku mengusir setiap kapal-kapal penangkap ikan yang masuk wilayah Bajau, termasuk kapal dari Vietnam, China dan Malaysia.

Disini semua menghormatiku, karena aku penguasa laut dan aku tahu apa yang kulakukan. Dewa laut terlalu sibuk bermain dengan putri duyung di kedalaman sana. Sekarang ikan-ikan sudah mulai kembali lagi seperti semula. Orang Bajau Sampela sudah mulai berdendang dengan riang.

Aku Kabei anak Bajau Sampela!

“Kini aku mengerti... Memang perlu waktu yang panjang untuk menjadi Seseorang yang aku inginkan...”

                       

Reinhard Freddy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun