Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Strategi Menghadapi Syaitan

23 Juni 2016   13:09 Diperbarui: 23 Juni 2016   13:17 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan alam semesta ini, memberikan kita nikmat hidup, nikmat kesehatan dan nikmat pengetahuan, sehingga kita terus bisa belajar dan berusaha memperbaiki diri, hingga InsyaAllah, semoga kita semua meninggalkan alam fana ini dengan akhir yang baik (husnul khotimah). Sholawat serta salam kita sampaikan kehadirat Rasulullah SAW dan keluarganya. Semoga di akhirat kelak, kita semua mendapatkan syafaat beliau.

Tipu Daya Syaitan

Seberapa sering kah Anda sulit tidur, hingga menjelang subuh baru terasa mengantuk dan tertidur hingga sholat subuh pun terlewatkan. Seberapa sering kah Anda larut dalam pekerjaan, bahkan ketika terdengar panggilan sholat dhuhur pun, seolah-olah pekerjaan Anda tidak bisa ditinggalkan. Kemudian Anda menunda-nunda untuk sholat dhuhur, hingga tanpa terasa sudah menjelang ashar, dan sholat dhuhur pun berlalu begitu saja. Saya akui, kedua hal tersebut bukan hanya pernah, tetapi sering saya alami. Syaitan begitu mudahnya memperdaya kita untuk meninggalkan sholat. Bahkan Andaikata kita sholat pun, syaitan akan sekuat tenaga menggugurkan pahala sholat kita, agar kelak kita menjadi orang yang celaka di akhirat yang menemani syaitan dan iblis di neraka, walau pun hanya sesaat.

Sholat adalah ibadah utama yang pasti akan menjadi incaran syaitan agar kita lalai bahkan meninggalkannya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran:

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS Al 'Ankabuut:45)

Begitu utamanya ibadah sholat ini, sampai-sampai di akhirat kelak, amalan yang yang akan diperhitungkan pertama kali adalah sholat. Bila sholatnya baik dan mencukupi, maka Allah akan memasukkannya ke surga. Namun, bila amalan sholatnya kurang, baru Allah akan menghisab amalan yang lainnya. hal tersebut disampaikan oleh Rasullah Muhammad SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh  Abu Hurairah. Beliau mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.”  (HR. Tirmidzi) Diriwayatkan juga oleh (HR. Ath-Thabarani)

Padahal, sholat bagi seorang mukmin merupakan senjata dan cara untuk mencari pertolongan. Allah sendiri yang memberi petunjuk bahwa sholat itu adalah cara seorang mukmin untuk mencari pertolongan dari semua beban dan permasalahan hidup, seperti firman Allah dalam Al-Quran:

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 2:153)

Jika sholatnya sendiri telah dirusak dengan godaan syaitan yang begitu terstuktur dan masiv, bagaimana seorang muslim bisa mencapai ketenangan diri dan mencari pertolongan kepada Dzat yang Maha Kuasa lagi Maha Penyayang? Padahal sholat merupakan jembatan komunikasi dan penghambaan seorang muslin kepada Allah.

3 Strategi Mengalahkan Syaitan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun