"Iya tadi merasa gerah saja karena kemarin Lisa ghak mandi. Mudah-mudahan setelah mandi air hangat jadi lebih segar dan memperlancar pembuluh darah, Mas."
Aku membuka rantang susun tiga yang aku bawa. Dua rantag berisi menu bubur lengkap dan satunya lagi berisi kerupuk kecil-kecil.
"Sambalnya mana Mas?" Tanya Allysa sambil mencari-cari di antara tumpukan kerupuk.
"Sorry, kali ini makannya tidak pakai sambal ya. Perutmu lagi belum stabil. Nanti kalau sudah sehat baru boleh makan pakai sambal." Allysa hanya diam dengan wajah cemberut karena tidak ada sambal dalam menu sarapannya.
"Sebentar...." Katanya sambil beranjak menuju dapur. Namun langkah Allysa terhenti aku berkata, "Sorry, semua sambal di tempat ini sudah saya bungkus keluar." Aku tahu dia pasti akan mencari sambal dan merica.
"Ya... termasuk sambal ikan roa judes juga ya?" Tanyanya dengen mimik cemberut.
"Ya pastilah."
Akhirnya Allysa menyerah dan kembali duduk di sofa untuk memakan bubur ayamnya.
"Mas ke kantor jam berapa?"
"Saya nanti ijin saja. Hari ini saya masih harus mengantar Lisa test darah."
"Tidak usah Mas. Pagi ini rasanya Lisa sudah lebih sehat. Mas Adit kerja saja. Nanti Lisa bisa pergi sendiri kok."