"Iya. Masalahnya karena kita masih teman sekantor yang setiap hari bertemu. Kita masih sering meeting bersama. Bekerja bersama dalam tim. Makan satu meja. Bahkan pergi bersama dalam sebuah tugas kantor. Lisa pasti paham betaba beratnya menghilangkan perasaan masa lalu bila setiap hari bertemu. Berbeda bila saat putus, kemudian tidak pernah bertemu sama sekali, pasti akan lebih mudah untuk move on."
"Apakah ada kemungkina Mas Adit akan jadian kembali dengan Anita?" Tanya Allysa. Aku menatap wajah Allysa. Ekspresinya datar dan berbeda saat dia menanyakan tentang Anita saat aku dan Allysa dalam hubungan yang serius.
"Tidak. Anita wanita yang baik dan pekerja yang tangguh. Saya tidak akan pernah menikahinya. Anita lebih menyenangkan menjadi seorang teman kerja yang baik, daripada menjadi kekasih. Ini bukannya hendak mendahului takdir, tetapi itu hasil kajian sederhana tentang Anita. Ada banyak hal yang hingga kini saya tidak suka dari dia."
Aku dan Allysa sama-sama terdiam. Tidak biasanya aku membicarakan Anita begitu panjang lebar dengan Allysa. Biasanya aku akan menghindar bila ditanya tentang Anita.
"Mas thanks ya sudah jagain Lisa semalaman ini," suara Allysa memecah keheningan dan sekaligus menyadarkanku kalau ternyata aku sudah menginap semalaman di apartemen Allysa.
"Iya sama-sama. Dan saya masih akan terus siap sedia membantu Lisa sebagai seorang teman baik ya."
Setelah mandi, aku pamit pada Allysa untuk langsung berangkat ke tempat kerja. Aku berpesan agar dia mengabariku hasil test lab-nya dan bila butuh bantuan untuk mengantarnya rawat jalan.
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/10/18/30-kisah-allysa-dalam-5-bulan-602672.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H