Aliansi Kirill dengan rezim otoriter Putin telah membuahkan hasil yang jelas. Ortodoksi telah menjadi salah satu pilar utama citra identitas nasionalisme Putin. Terutama terkait wacana "perang budaya" dan "nilai-nilai tradisional" telah menarik para pendukung dunia internasional, termasuk kaum evangelikal konservatif di Amerika Serikat.
Namun faktanya Kirill tidak mewakili keseluruhan Gereja Ortodoks Rusia seperti halnya Putin yang mewakili keseluruhan Rusia. Posisi patriark telah meninggalkan beberapa komunitasnya sendiri, dan dukungannya untuk invasi ke Ukraina tentu akan memecah sebagian dukungannya di luar negeri.
Para pemimpin Kristen di seluruh dunia telah menyerukan agar Kirill mau menekan pemerintahan Putin untuk menghentikan perang. Patriark telah meninggalkan dukungan umat Ukraina yang tetap setia kepada Patriarkat Moskow. Para pemimpin gereja dunia mengutuk serangan Rusia dan meminta Kirill untuk ikut campur tangan dengan mempengaruhi sikap dan kebijakan Putin.
Keretakan yang lebih luas jelas sedang terjadi, dimana sejumlah uskup Ortodoks Ukraina telah berhenti memperingati Kirill selama  kebaktian mereka. Jika Kirill mendukung tindakan Rusia sebagai cara untuk melestarikan persatuan gereja, hasil yang berlawanan tampaknya mungkin tak dapat dihindari untuk terjadi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H