Anak-anak yang mengalami cedera otak traumatis telah mengalami cedera otak yang disebabkan oleh dampak fisik yang mengakibatkan kecacatan yang dapat mempengaruhi pendidikan anak-anak yang mengalami cedera otak traumatic berfungsi.
Anak-anak ini memerlukan beragama medis, fisik dan pembvelajaran yang harus mereka jalani dan dapatkan. Mereka yang mengalami cedera otak traumatic ini cenderung memiliki fungsi dan prilaku akademis yang berbeda-beda dengan kesulitan dalam pembelajaran dan berperilaku.
Mereka lebih mudah lelah dalam berbagai aktivitas yang mereka lakukan, lebih sering mengalami sakit kepala yang parah, frustasi, serta merasa kewalahan dari anak-anak normal lainnya. Identifikasi anak-anak dengan cedera otak traumatis dapat mengalami masalah dengan memori atau seperi mengikuti intruksi-intruksi yang diberikan secara sederhana, mengingat informasi baru, mempelajari konsep-konsep baru.
Anak-anak yang menglami cedera otak traumatis ini cenderung mudah lupa dalam mengengit memori baru yang disampaikan atau diingatnya. Mereka memiliki kesadaran sosial seperti menyangkal masalah apapun akibat cedera yang dideritanya, salah mengartikan tafsiran yang diberikan orang lain padanya, memiliki suasana hati yang berubah-ubah tidak menentu setiap saatnya.
Selain itu, mereka juga memiliki ketidakpastian dalam bagaimana memulai suatu kegiatan atau tugas yang diberikan, gampang menyerah terhadap tugas yang rasanya terlalu menantang dan memiliki ledakan verbal atau agresif dalam menaggapi suatu hal.
6.Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan yang sering ditemukan disekolah atau dilingkungan sekitar tempat tinggal diantaranya adalah epilepsi, kelainan jantung, asma, diabetes, kanker, arthritis, TBC dan lain sebagainya.
Gangguan kesehatan diatas dapat mengganggu atau berdampak negatif terhadap pendidik anak disekolah. Anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan disekolah akan cenderung sering tidak masuk kelas kareena izin sakit, mereka juga harus membawa dan memiliki obat-obatan yang sesuai dengan rekam medis penyakit yang diderita dan harus dikonsumsi setiap harinya ketika disekolah, memiliki peralatan medis yang harus dibawa setiap hari kesekolah seperti anak yang menderita sakit asma dan cepat lelah.
7.Kesulitan Dalam Sosial, Emosional Dan Perilaku
Anak dengan gangguan prilaku dan emosi (tunalaras), dibagi menjadi dua cakupan diantaranya: anak dengan gangguan prilaku (anak gangguan prilaku taraf ringan, anak gangguan prilaku taraf sedang dan anak gangguan prilaku taraf berat) dan anak dengan gangguan emosi (anak gangguan emosi taraf ringan, anak gangguan emosi taraf sedang dan anak gangguan emosi taraf berat).
Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam sosial emosional dan perilaku cenderung memiliki masalah dengan rentang perhatian dan konsentrasi pada keakedemisan dan tidak mudah patuh pada perintah yang diberikan guru atau orang-orang lainnya dan menggangu. Serta memiliki masalah yang berhubungan dengan anak-anak dan orang dewasa lainnya.