Kejadian ini bermula saat Ibu Megawati sedang melakukan pidato di acara pembukaan Rapat Kerja Nasional pada 21-31 Juni 2022. Presiden Joko Widodo juga turut hadir dalam acara tersebut.
“ketika saya mau punya mantu, itu saya sudah bilang sama anak saya tiga, awas lho, kalau nyarinya yang kaya tukang bakso,” ucap Ibu Megawati sambil terkekeh, dan disambut gelak tawa oleh salah satu anaknya yang merupakan ketua DPR, ibu Puan Maharani.
“manusia Indonesia ini kenapa? Kan Bhineka Tunggal Ika ya, jadi kan harus berpadu bukan hanya dari sisi fisik dan perasaan, tapi juga dari rekayasa genetika itu lho.” Lanjut Ibu Megawati.
"Maaf ya, sekarang dari Papua ya, Papua itu kan hitam-hitam, tapi maksud saya begini, waktu permulaan saya ke Papua...
"Saya tuh mikir, lha kok aku dewekan yo (sendirian)? Makanya saya waktu bergurau dengan Pak Wempi (kemungkinan John Wempi Wetipo, Wakil Menteri Dalam Negeri), kalau sama Pak Wempi deket, nah itu dia ada, kopi susu," celetuknya.
"Itu kan benar, tapi kan sudah banyak lho sekarang yang mulai blended menjadi Indonesia banget, betul, rambutnya keriting, karena kan Papua itu pesisirannya itu banyak pendatang, sudah berbaur," urai Mega.
Video pernyataan Mega itu kemudian beredar di media sosial, termasuk dipicu oleh unggahan aktivis HAM Veronica Koman. Video ini menjadi trending topic di sosial media twitter. Banyak orang yang berpendapat bahwa pernyataan dari ibu Megawati dianggap merendahkan profesi tukang bakso dan bersikap rasis terhadap warga Papua. Banyak netizen yang tak habis pikir dengan apa yang disampaikan oleh ibu Megawati.
Menurut opini saya sendiri, seharusnya ibu megawati lebih berhati-hati lagi dalam bicara terutama menyangkut soal perbedaaan.
“ketika saya mau punya mantu, itu saya sudah bilang sama anak saya tiga, awas lho, kalau nyarinya yang kaya tukang bakso,”
Menurut saya tidak ada yang salah dengan profesi tukang bakso. Namun dilihat dari apa yang dikatakan oleh ibu megawati, beliau seakan-akan menganggap rendah profesi tersebut.
"Maaf ya, sekarang dari Papua ya, Papua itu kan hitam-hitam, tapi maksud saya begini, waktu permulaan saya ke Papua... Saya tuh mikir, lha kok aku dewekan yo (sendirian)? Makanya saya waktu bergurau dengan Pak Wempi (kemungkinan John Wempi Wetipo, Wakil Menteri Dalam Negeri), kalau sama Pak Wempi deket, nah itu dia ada, kopi susu,"