Jari-jari lentik dengan kuku yang panjang menari-nari di wajahmu. Sesekali, ia menggoreskan kuku itu ke kulit wajahmu yang mulus. Matamu memejam, menahan perih dari sayatan yang diberikan. Darah mengalir dari sana, sosok itu menjilat wajahmu dengan lidah yang hitam dan panjang. Ia menikmati setiap tetes darahmu yang keluar.
"Aku janji. Kali ini, aku akan mencarikan gantinya. Aku mohon beri aku kesempatan," pintamu.
"Sudah terlalu lama aku menunggu. Bulan lalu di tanggal 13, kau menjanjikan santapan lezat untukku. Akan tetapi, kau hanya memberikan aku janin yang kecil," ujar sosok itu dengan mata merah melotot kepadamu yang tampak gemetar.
"Aku janji. Kali ini, akan aku berikan semua yang kau inginkan, tapi tolong lepaskan aku," kamu memohon dengan air mata yang terus mengalir.
"Semua yang kuinginkan?" tanya sosok itu sambil menjilat darah yang terus keluar di pipimu.
"Iya, semuanya!" ujarmu.
"Termasuk janin yang ada di dalam perutmu?" Sosok itu menatap tajam.
"Ja--janin?" ujarmu terbata.
"Aku mau janin yang kau kandung, juga suamimu!" ujar sosok itu lagi.
"Tidak! Jangan mereka, akan aku berikan janin yang banyak asal kau tidak mengambil mereka!" pintamu.
Wanita bergaun merah itu menatapmu tajam penuh amarah, lalu memegang kepalamu dan memelintir dengan kuat. Seketika suara patahan leher terdengar. Kamu menggelepar seperti ayam yang baru saja dipotong. Pria tua dengan besi di tangan, menacapkan beda itu ke arah jantungmu, lalu merobek dengan beringas. Mereka menikmati setiap organ yang berada di dalam tubuhmu, lalu pergi ke bawah dan tersenyum.