Mohon tunggu...
Chi Erika
Chi Erika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Polisi di Sebuah Kota Asap

14 Februari 2017   19:25 Diperbarui: 14 Februari 2017   19:37 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh berbeda 180 derajat jika ia sedang masygul, tak enak hati, bisa porak poranda benda-benda di sekitarnya - walau obyek yang dipilihnya bukan yang berharga mahal. 

Ha, kemarahan yang tahu diri, pikir Mai geli.

“Engkau takkan percaya, Mai,” kata Shen cepat.

Mai tersenyum sabar. ”Ya?” tanyanya.

“Aku terpilih menjadi polisi lingkungan. Engkau kan tahu bahwa kota kita ini, sangat berbalut pencemaran udara, maka sebagai  ibu kota yang metropolitan, pemerintah merasa perlu untuk menginisiasi pengontrolan tingkat polusinya. Mereka akan bertindak tegas demi menjernihkan langit kembali,” papar Shen panjang lebar.

Mai terperangah sejenak.

Yang Mai tahu sebelumnya adalah bahwa kadar polusi di kota mereka - yang sangat modern itu -  terus memburuk hingga kotanya itu amat terkenal akan asap pekatnya di seantero jagad.

Kabut berwarna kelabu itu merupakan limbah gas hasil pembakaran batu bara, terkait pemenuhan kebutuhan energi demi menjalankan mesin-mesin industrinya. Kini partikel mikro limbahnya telah mencapai angka 161 mikrogram per meter kubik, sudah melebihi ambang batas  yang telah ditentukan.

Akibatnya para balita dan manula dihimbau untuk tinggal di dalam rumah-rumah mereka agar tak sesak napas menghirup mutu udara yang buruk.

/

Shen menceritakan tugas barunya kepada Mai yang mendengarkan penuh antusias.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun