Mohon tunggu...
Chelsy Victoria
Chelsy Victoria Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional

Halo!! I'm Chelsy Victoria, I'm International Relations student in Christian University of Indonesia, Jakarta. I have interest in writing, traveling, sports, health, and social culture issues. It'll be my pleasure if we can share knowledge with each other.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pola Pendidikan di Suku Baduy: "Belajar dari Alam"

25 Juli 2023   18:35 Diperbarui: 27 Juli 2023   14:17 1859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

Sejak kecil, sekitar usia 5-8 tahun anak-anak di Baduy sudah mulai melakukan pekerjaan yang dilakukan orang tuanya. Tentu tidak semaksimal orang dewasa, namun di usia itu mereka sudah biasa melakukan aktivitas di ladang. Ketika mereka di ladang, di situlah mereka memperoleh ilmu pengetahuan, pendidikan yang mereka peroleh merupakan pendidikan non-formal. 

Menanam bibit tumbuhan, waktu panen, dan merawat tanaman di ladang semua memiliki cara dan teknik khusus. Hal ini juga merupakan tradisi yang diturunkan turun temurun dari leluhur masyarakat Baduy. Sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat Baduy untuk memenuhi kebutuhan pangan dan perekonomian mereka. Di tengah perkembangan teknologi pertanian, masyarakat Baduy tetap menggunakan metode dan alat tradisional. Pola bercocok tanam masyarakat Baduy masih sangat tradisional dan memegang adat leluhur. 

Maka dari itu masyarakat Baduy melakukan ritual khusus jika hendak memulai masa tanam seperti upacara membersihkan lahan sebelum ditanami yang disebut dengan istilah "nyacar". Membakar lahan supaya subur disebut "ngaduruk". Sementara, upacara proses mulai menanam padi disebut dengan "ngaseuk". Bahkan soal kapan waktu tanam, mereka masih di pandu oleh letak bintang di langit. 

Untuk meneruskan tradisi berladang, setiap anak Baduy akan diajak ke ladang dan diperkenalkan cara berladang sejak usia mereka masih dini. Setelah menikah dan membentuk keluarga baru mereka diwajibkan untuk mengerjakan ladangnya sendiri, dan sebelum menikah, calon menantu laki-laki harus membantu keluarga perempuan di ladang, hal ini bertujuan untuk menilai sejauh mana laki-laki calon suami putri mereka mampu menghidupi keluarga barunya kelak. 

Ketika mereka memiliki anak, di sinilah peran orang tua mengajarkan anak-anak mereka sejak dini untuk melakukan pekerjaan di ladang. Anak-anak di Suku Baduy terbiasa melakukan perjalanan berkilo-kilo meter bahkan tanpa alas kaki. Alam sekitar mereka menjadi sahabat mereka, secara tidak langsung melalui kegiatan sehari-harinya mereka belajar menghargai, menjaga, serta merawat alam sekitar mereka. 

Tak heran jika anak-anak di Suku Baduy mampu mengangkut kayu bakar, maupun buah hasil panen yang cukup berat dari ladang ke rumah mereka, melakukan kegiatan bercocok tanam di ladang, dan kegiatan pertanian lainnya, hal ini dapat mereka lakukan karena mereka memperoleh pendidikan atau pengetahuan langsung dari kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari.

ILMU KESEHATAN TRADISIONAL MASYARAKAT BADUY

Dalam hal kesehatan dan pengobatan, masyarakat Baduy juga menggunakan bahan-bahan alami dan tradisional yang diturunkan dari leluhur mereka. Pengobatan tradisional adalah media pengobatan yang dilakukan dengan pengetahuan dan metode tradisional yang diwariskan turun temurun oleh leluhurnya sesuai dengan tradisi dan budaya masyarakat setempat sebelum adanya ilmu kedokteran modern. 

Masyarakat Baduy memiliki konsep berbeda terhadap penyakit, di mana seorang dapat dikatakan sakit apabila penyakitnya tidak dapat diobati sendiri, dinyatakan sakit oleh Paraji (dukun) atau Kokolot Lembur (tetua kampung), dan jika penyakit tersebut membuat seseorang itu tidak mampu lagi beraktivitas seperti biasa. Penyakit seperti batuk, pilek, gatal-gatal, atau masuk angin bagi masyarakat Baduy bukanlah suatu penyakit karena penderitanya masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa.

Dalam hal pengobatan, masyarakat Baduy menggunakan sumber daya alam di sekitar mereka untuk mengobati atau mengatasi hal-hal yang dirasa tidak nyaman dalam tubuhnya. 

Pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan tradisional merupakan salah satu warisan turun temurun, sejak kecil beberapa dari masyarakat Baduy telah diajarkan oleh orang tua mereka yang memahami pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan tradisional yang menggunakan khasiat tanaman-tanaman tertentu di sekitar mereka untuk mengobati penyakit atau hal yang dirasa membuat tidak nyaman di dalam tubuh mereka. Tanaman-tanaman tersebut dapat mereka temukan di hutan, ladang, maupun di sepanjang jalan menuju hutan atau ladang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun