Mohon tunggu...
Chelsea Venda
Chelsea Venda Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia

Laki-laki yang menyukai jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bagaimana Rasanya Menonton Teater JKT48 Pertama Kali?

13 Juni 2021   21:27 Diperbarui: 13 Juni 2021   21:32 1638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fanatisme selalu menarik untuk disimak. Ia sangat mungkin melahirkan kebahagiaan.

Beberapa menemukannya di bungkus MCD yang berkolaborasi dengan BTS.

Yang lain menemukannya di wajah-wajah perempuan yang sedang berjuang meraih mimpinya di F4 FX Sudirman.

Sisanya mungkin berserakan di dekatmu sendiri. Tinggal pilih.

Hari ini, saya menginjakkan kaki di Teater JKT48. Lokasinya di FX Sudirman, salah satu mal mentereng di Jakarta.

Pandemi covid-19 yang tak berkesudahan membuat beberapa hal masih belum normal. Meski masih membuka teaternya, JKT48 membatasi jumlah penonton yang bisa masuk.

Saya beruntung bisa masuk ke dalam hari ini.

Saya menonton setlist Gadis-gadis Remaja (show 2) dengan waktu pertunjukan dimulai 16.00.

Sekitar 15 menit sebelum acara, ada banyak laki-laki yang berdiri di sekitar teater. Beberapa paruh baya, yang lain mungkin masih kuliah. Ada juga fans wanita yang meski tak seberapa, tetapi ada.

Saya mendekat ke salah satunya dan bertanya soal kapan para fans ini bisa masuk. Katanya, sebentar lagi akan dipanggil. Oke baik, aku menjawabnya.

Aku juga mencari informasi soal 2-shoot. Ternyata tiket 2-shoot bisa dibeli di booth merchandise dengan harga Rp 80 ribu. Fyi, 2-shoot ini semacam prosesi foto bareng dengan member. Tapi, sayangnya kita emggak bisa milih member.

Fyi juga, tiket show teater (harga pandemi) Rp 200 ribu.

Mari mengembuskan napas jika ada yang ingin melakukan itu setelah tahu info ini. Tak apa, tak ada nominal untuk sebuah kebahagiaan, bukan?

Satu per satu fans mulai berbaris untuk masuk ke dalam teater. Sata diukur suhu dan diberi hand sanitizer. Lalu, masuk lagi ke dalam untuk pengecekan tiket show.

Kemudian, saya diminta mengambil bola kertas putih. Rupanya itu undian tempat duduk.

Saya dapat di kursi B-5. Letaknya kira-kira di bangku baris kedua dan persis di tengah. Tentu, aku merasa sangat beruntung.

Lampu kemudian dimatikan, seorang Adel, salah satu member memberikan opening speech dan beberapa aturan main di teater.

Lampu sorot dan LCD kemudian menyala, overture digaungkan. Fans saling bersaut meneriakan chant.

Di tengah hiruk pikuk ini, derap kaki member terdengar, satu per satu mulai memasuki panggung.

Lagu-lagu lantas dinyanyikan dengan gemerlap lampu yang menakjubkan. Sebagai sebuah pertunjukkan, saya puas menonton ini.

Pikiran saya kemudian melayang ke waktu-waktu yang terasa gelap, tetapi masih ada sedikit warna di sana.

Delapan tahun lalu, saya sempat cinta dengan idol grup ini. Waktu itu masih SMP, saya menanti pelantun Heavy Rotation ini tampil di televisi setiap minggunya.

Aktivitas sederhana, tapi selalu mampu membangkitkan gairah bahwa hidup mungkin bisa sangat berwarna.

Jujur, sedikit lagu yang saya tahu di setlist Gadis-gadis Remaja. Namun, musiknya, dance, ekspresi wajah, sekali lagi membuatku hanyut akan kenangan.

Kedatanganku hari ini seperti menjemput masa lalu. Seperti mewujudkan mimpi masa kecilku yang mungkin sudah usang, tapi rupanya masih tersimpan.

Di dalam teater, aku menikmati setiap lagu-lagu dengan aura semangat yang terpancar dari wajah-wajah membernya.

Sesekali ada eye contact. Sesekali, kami bertatap-tatapan. Jika itu bukan sekadar rasa Ge Er semata, ya.

Waktu berjalan hampir 2 jam, setlist pun di tutup dengan baik oleh member yang perform. Suasana kembali gelap. Ada jeda show.

Fans yang di dalam meneriakan ankoru (encore) untuk meminta member perform lagi. Mungkin semacam bonus song.

Tak lama kemudian lampu menyala lagi. Wanita yang sedang mengejar mimpinya itu sepertinya belum lelah. Keringat mungkin menetes ke sepatu mereka, tetapi senyum harus tetap mengembang.

Senyum itu pula sepertinya menular ke para fans. Saya melihat raut muka puas di kanan dan kiri tempat dudukku.

Besok Senin dan tubuh seperti punya ratusan alasan untuk tetap semangat menyambut hari-hari kerja berikutnya.

Hingga suatu hari nanti yang entah kapan, tubuh mereka akan kembali mengunjungi teater ini, sekali lagi merasakan semangat dalam hidup. Sekali lagi percaya bahwa hidup bisa jadi sangat berwarna jika kamu tahu cara melihatnya.

Kalau kamu bertanya, bagaimana rasanya pertama kali menonton teater JKT48? Mungkin kamu perlu menyelam ke masa lalu, di era 90-an atau 2000 awal, saat guru di kelas mengacak tempat duduk di sekolah. Kebetulan, kamu duduk dengan wanita yang kamu sukai, yang setiap hari kamu pandangi pundaknya dari belakang. Wanita yang kamu kagumi itu kini bisa duduk di sampingmu.

Begitulah JKT48, dengan konsep idol you can meet, kamu bisa bertemu dengan idolamu setiap waktu di teater.

Tak ada sekat dan pembatas, setidaknya dicitrakan demikian.(*)

~~~~~~~~~~

Di akhir show, dua orang yang merayakan MVP, satu orang wanita dengan 100 MVP, dan satu lagi laki-laki yang bicara dengan logat Jepang dengan 400 MVP.

Si laki-laki Jepang ini mengaku telah menemukan oshi baru, Lulu namanya. Saya tak begitu jelas bisa mendengarnya. Namun garis besarnya dia sekarang lebih banyak berada di Jepang. Dan di negara asalnya itu, tempat di mana dirinya dilahirkan, ada begitu banyak lubang kesepian.

Dia akhirnya perlu pulang pergi ke Jakarta untuk menonton oshi barunya, sekaligus membunuh rasa sepi.

Hanya satu permintaan pria itu, Lulu jangan cepat lulus dari JKT48.

Harapan yang mungkin standar dan hampir semua fans demikian ke oshinya.

Namun, tahukah kamu apa itu kesepian? Bagaimana rasanya menemukan hal-hal sederhana yang bisa membuat kita hidup lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun