Kalau kamu bertanya, bagaimana rasanya pertama kali menonton teater JKT48? Mungkin kamu perlu menyelam ke masa lalu, di era 90-an atau 2000 awal, saat guru di kelas mengacak tempat duduk di sekolah. Kebetulan, kamu duduk dengan wanita yang kamu sukai, yang setiap hari kamu pandangi pundaknya dari belakang. Wanita yang kamu kagumi itu kini bisa duduk di sampingmu.
Begitulah JKT48, dengan konsep idol you can meet, kamu bisa bertemu dengan idolamu setiap waktu di teater.
Tak ada sekat dan pembatas, setidaknya dicitrakan demikian.(*)
~~~~~~~~~~
Di akhir show, dua orang yang merayakan MVP, satu orang wanita dengan 100 MVP, dan satu lagi laki-laki yang bicara dengan logat Jepang dengan 400 MVP.
Si laki-laki Jepang ini mengaku telah menemukan oshi baru, Lulu namanya. Saya tak begitu jelas bisa mendengarnya. Namun garis besarnya dia sekarang lebih banyak berada di Jepang. Dan di negara asalnya itu, tempat di mana dirinya dilahirkan, ada begitu banyak lubang kesepian.
Dia akhirnya perlu pulang pergi ke Jakarta untuk menonton oshi barunya, sekaligus membunuh rasa sepi.
Hanya satu permintaan pria itu, Lulu jangan cepat lulus dari JKT48.
Harapan yang mungkin standar dan hampir semua fans demikian ke oshinya.
Namun, tahukah kamu apa itu kesepian? Bagaimana rasanya menemukan hal-hal sederhana yang bisa membuat kita hidup lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H