Fyi juga, tiket show teater (harga pandemi) Rp 200 ribu.
Mari mengembuskan napas jika ada yang ingin melakukan itu setelah tahu info ini. Tak apa, tak ada nominal untuk sebuah kebahagiaan, bukan?
Satu per satu fans mulai berbaris untuk masuk ke dalam teater. Sata diukur suhu dan diberi hand sanitizer. Lalu, masuk lagi ke dalam untuk pengecekan tiket show.
Kemudian, saya diminta mengambil bola kertas putih. Rupanya itu undian tempat duduk.
Saya dapat di kursi B-5. Letaknya kira-kira di bangku baris kedua dan persis di tengah. Tentu, aku merasa sangat beruntung.
Lampu kemudian dimatikan, seorang Adel, salah satu member memberikan opening speech dan beberapa aturan main di teater.
Lampu sorot dan LCD kemudian menyala, overture digaungkan. Fans saling bersaut meneriakan chant.
Di tengah hiruk pikuk ini, derap kaki member terdengar, satu per satu mulai memasuki panggung.
Lagu-lagu lantas dinyanyikan dengan gemerlap lampu yang menakjubkan. Sebagai sebuah pertunjukkan, saya puas menonton ini.
Pikiran saya kemudian melayang ke waktu-waktu yang terasa gelap, tetapi masih ada sedikit warna di sana.
Delapan tahun lalu, saya sempat cinta dengan idol grup ini. Waktu itu masih SMP, saya menanti pelantun Heavy Rotation ini tampil di televisi setiap minggunya.