Jaminan Sosial dan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi meningkat jika ada investasi yang bersifat produktif, untuk itu  diperlukan dana, dengan bantuan kredit pemerintah. Jika akses dana untuk  pelaku usaha cekak, susah dapat kredit dari pemerintah, maka investasi menurun, akibatnya tenaga kerja berkurang, gilirannya iuran BP Jamsostek juga akan menurun
Jika investasi membaik, pertumbuhan ekonomi meningkat 7 sampai 8%, maka usaha kecil, menengah dan besar tumbuh berkembang, gilirannya  terjadi perbaikan upah dan ketertiban / disiplin perusahaan untuk membayarkan iuran.
Jadi pertumbuhan ekonomi dengan jaminan sosial itu ibarat bejana berhubungan, yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Jika pertumbuhan ekonomi meningkat, maka DJS BP Jamsostek  jangka panjang khususnya  JHT dan JP, akumulasinya  menjadi lebih  besar , sehingga bisa digunakan sebagai investasi pruden untuk mendorong penguatan dana pemerintah  untuk didistribusikan dalam upaya penguatan ekonomi. Begitulah siklus hubungan bejana berhubungan dimaksud antara jaminan sosial dengan ekonomi.
Demikian juga sebaliknya, jika pemulihan ekonomi tidak bisa dilakukan oleh pemerintah karena berbagai sebab ( adanya pandemi Covid-19) Â maka akan berdampak pada keberlanjutan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Memang kebijakan relaksasi iuran, bisa salah satu cara memperbaiki iklim pertumbuhan dunia usaha, tetapi bisa memperlemah lembaga BP Jamsostek, karena iuran sebagai darah pembawa oksigen, akan mengalami hypoxia.
Secara spesifik, implikasi bagi BP Jamsostek kedepan adalah;  menurunya dana operasional yang diperoleh; pendapat dana Badan akan terancam, akibatnya  insentif bagi karyawan terganggu bahkan bisa tersendat, atau berkurang tajam; dan jika regulasi JHT tidak diperbaiki, maka akan terjadi bleeding BP Jamsostek , yang dapat mengancam nyawa organ BP Jamsostek.
Peran Serikat Pekerja BP Jamsostek
Dalam situasi eksisting BP Jamsostek saat ini, Â maka peran Dewas dan Direksi BP Jamsostek dan juga para Deputinya tidak bisa diharapkan secara maksimal. Karena mereka sedang sibuk mengikuti seleksi Pansel BP Jamsostek yang snagat melelahkan dan menguras energy serta pikiran, supaya dapat lolos untuk namanya dibawa ke Presiden sebanyak 2 kali yang diperlukan. Untuk Dewan ditetapkan DPR dari 2 kali jumlah nama yang diusulkan.
Bayangkan jika sudah sampai ke Istana apalagi DPR, Â bukan saja pertimpangan kompetensi, tetapi pertimbangan kepentingan politik tidak bisa dihindarkan.