Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendikbud Mempertaruhkan Masa Depan

28 Oktober 2019   07:47 Diperbarui: 28 Oktober 2019   09:14 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Simak apa kata Nadiem Makarim kepada media sesudah dilantik. Nadiem Makarim mengatakan alasannya terpilih menjadi menteri yang mengurusi bidang pendidikan karena dirinya lebih mengerti apa yang akan terjadi di masa depan. Ia menyebut selama ini telah bergelut dalam bisnis yang membidangi masa depan.

"Walaupun saya bukan dari sektor pendidikan adalah satu saya lebih mengerti, belum tentu mengerti, tapi lebih mengerti apa yang akan ada di masa depan kita," kata Nadiem di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/10). Apakah itu menggambarkan sikap rendah hati, atau kesombongan,  atas rencananya pada dunia pendidikan yang dia yakin dapat  dicapai  sesuai keinginannya atau sesuai dengan amanat UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional?

Nah yang dimengerti Nadiem tentang  masa depan tersebut, tentu perlu diformulasikan lagi lebih sempurna dihubungkan  dengan cita-cita Proklamasi  "mencerdaskan kehidupan bangsa", merujuk pada Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, dan karakter serta budaya pendidikan bangsa.

Apakah yang dimaksudkan Nadiem Makarim mengerti tentang  yang terjadi pada masa depan, untuk membangun generasi yang masuk perangkap aplikasi dalam semua lini kehidupan.

Membangun masa depan manusia tidak sama dengan membangun sistem digital. On line sistem, atau aplikasi sistem sebagai suatu produk teknologi, yang tidak akan  bekerja  dengan hati,  dengan perasaan, dan tidak mengenal Iman dan Taqwa kepada Allah SWT.

Kita simak juga apa kata Jokowi kepada Nadiem Makarim sehari sebelum dilantik. Jokowi berharap pada Nadiem: "Kita akan membuat terobosan-terobosan yang signifikan dalam pengembangan SDM yang siap kerja, siap berusaha, dan link and match antara pendidikan dan industri," kata Presiden Jokowi saat pengenalan.

Kata kunci  link and match  harus menjadi pegangan Nadiem. Di sektor industri tentu Nadiem sudah punya jaringan  dan akses yang luas.  Tetapi bagaimana meramu anak didik menjadi SDM yang handal, berkepribadian, berkarakter, kreatif, ber Iman dan ber-Taqwa adalah persoalan modal masa depan yang sangat berat. Ramuan itu tidak ada dalam startup atau unicorn atau apapun yang mengandalkan bigdata  sebagai basis data untuk masa depan yang hendak digenggam Nadiem.

Salah-salah Nadiem mengelolanya, dengan modal nekad yakin  menguasai persoalan masa depan, jika gagal akan terpotong satu generasi. Kita akan setback  satu generasi, ingat itu. Kali  ini tidak boleh lagi  trial and error. Berpuluh tahun sistem pendidikan kita penuh dengan experiment. Sehingga pameo ganti Menteri ganti kurikulum, sudah populer dikalangan masyarakat.

Kehadiran Nadiem Makarim  yang "tidak familiar" dengan kurikulum, apalagi dengan Sistem Pendidikan dengan kultur Indonesia, dan lebih terfokus pada hasil untuk mengisi pasar kerja, oleh mereka-mereka yang berkecimpung di pendidikan tolong mengulurkan tangan membantu Nadiem bahwa mimpinya itu masih bersifat fatamorgana.

Kita semua sebagai pendidik, baik dosen, guru, dengan seabrek-abrek gelar yang disandang,  mengawal Nadiem dengan memberikan masukan yang konstruktif. Nadiem  merupakan generasi milenial. Ciri utama milenial tidak sulit menerima pendapat orang lain. Mereka senang menggunakan kata-kata iya sih, oke bro, sip guys, tolonk ajarin donk pak.

Bagi para pendidik di PT, yang selama ini malang melintang di birokrasi sektor pendidikan,  apa lagi sudah puluhan tahun menikmati kekuasaan pendidikan, mungkin sudah tidak sensitif lagi dengan berbagai terobosan pendidikan yang akan dilakukan Makarim, tentu tidak dapat dihindari terjadinya benturan. Jika benturan ini tidak dikelola dengan baik, dapat menghambat laju pencapaian target pendidikan, yang sudah menggunakan dana rakyat sangat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun