limo pancer.
Mreneo!
Setelah aku mengucapkan terus-menerus, serasa mulut ini sudah capek mata ini mulai mengantuk 60 detik menjelang tengah malam tak kuasa sedikit demi sedikit kelopak mata bergerak turun dan naik sehingga tertutup total kedua mataku namun mulut tetap berucap.
Tiba tiba aku teringat pesan si Mbah agar jangan sampai tertidur. Sekonyong-konyong kubuka mataku, tak kusangka ada seseorang tepat didepanku berjarak tak lebih dari1 kilan.
“Hah!” Aku terkaget badanku condong kebelakang. Ekspresi dia tak jauh berbeda denganku. Seolah-olah dia juga kaget melihat diriku.
“Apa dia nyata?" Aku seperti melihat diriku sendiri.
***
Hari pertama.
Setelah peristiwa malam tadi yang sedikit mengejutkan kini aku benar-benar bisa melihat saudara gaibku, dialah Jin Qarin, aku memanggilnya saudara kecil. aku dapat melihat saudara gaibku bukan karena lelakuku sendiri melainkan sesuatu yang diturunkan si Mbah. Beliau bilang aku memiliki waktu hanya 3 hari saja untuk bisa bersama dengannya.
Hari pertama aku berjalan-jalan di komplek perumahan setelah sholat Shubuh, aku bertemu Pak Karyo, aku melihatnya dari belakang seolah dia sedang mengendong anak aku melihat tangan kirinya menggenggam pergelangan tangan kanan yang diletakkan di punggung bagian bawah.
Ternyata benar dugaan para warga kampung, Pak Karyo memelihara tuyul dan itulah alasannya tangannya berada dibelakang, ternyata dia menggendong tuyul. Saudara gaibku memberitahu semuanya, karena dia bisa mengetahui pikiranku maka hanya lewat pikiran aku mengutarakan maksut dia pun paham, dari informasi yang diperoleh ketika saudara gaibku meminta keterangan dari tuyul yang di gendong, akan tetapi sang tuyul tidak merespon pertannyaannya dan mengacuhkan begitu saja seolah sibuk dengan dirinya sendiri.