Mohon tunggu...
Chaterine Elisabeth
Chaterine Elisabeth Mohon Tunggu... Dokter - Freelancer, Tenaga Kesehatan

Seorang yang berprofesi sebagai tenaga medis dan memiliki minat mendalam di bidang literasi. Kemampuan menulis didapat secara otodidak, berasal dari keinginan untuk mengetahui trend informasi terbaru dan membagikannya untuk mengedukasi masyarakat awam khususnya di dunia kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa Sih Hubungan Malaria dengan Pemeriksaan Darah Tepi? Yuk Simak Info di Bawah ini !

19 Juni 2024   18:53 Diperbarui: 19 Juni 2024   22:23 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by jcomp on Freepik

Hingga saat ini, Malaria masih masuk ke dalam 5 besar penyakit endemis di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan kondisi cuaca dan kelembapan di negara ini yang mendukung perkembang biakkan nyamuk Anopheles, pembawa parasit Malaria Dengan gejala yang seringnya menyerupai banyak penyakit lain (Demam Berdarah, Chikungunya, Tipes, dsb (menjadikan Malaria salah satu penyakit yang rawan salah terdiagnosa, terutama pada kondisi awal. 

Salah satu solusi penting untuk menurunkan tingkat misdiagnosis yaitu dengan peningkatan ketersediaan modalitas diagnosis dan deteksi dini. Pemeriksaan standar baku emas Malaria yang diakui secara medis adalah adanya bukti mikroskopis parasit plasmodium dalam sel darah pada pemeriksaan darah tepi. Kapan tes tersebut harus dilakukan, bagaimana prosedur dan interpretasinya ? Yuk, simak info dibawah ini !

Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan mengamati karakteristik sel - sel  darah di bawah mikroskop secara langsung. Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas pada pembentukkan & aktivitas sel darah yang dapat disebabkan oleh infeksi patogen (virus, parasit, dan lainnya) maupun kerusakan organ (sumsum tulang, hati & ginjal). Kenapa sih pemeriksaan darah tepi penting untuk Malaria ? Bagaimana prosedur dan interpretasinya ? Yuk Simak Info di bawah ini !

Dalam kasus Malaria, pemeriksaan darah tepi penting untuk dilakukan karena memiliki 3 fungsi utama, yaitu :

1. Skrining/Rapid Diagnosis

Pemeriksaan ini tidak memerlukan teknologi canggih dan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Pada kasus tertentu yang parah dan rapidly progresive, seperti  Malaria yang disebabkan oleh Plasmodium Falciparum, atau situasi dimana harus memeriksa populasi di suatu daerah endemis dalam satu waktu, pemeriksaan darah tepi dapat dengan segera memberikan kesimpulan diagnosis yang akurat.

2. Mengetahui jenis Plasmodium

Pada pemeriksaan darah tepi akan dianalisa ukuran dan bentuk dari sel darah merah (eritrosit), putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Tiap jenis dan fase perkembangan Plasmodium akan memberikan gambaran karakteristik sel darah yang berbeda. Dalam kasus Malaria, pengamatan secara khusus lebih diutamakan pada sel darah merah yang merupakan inang utama tempat replikasi parasit Plasmodium

3. Menentukan kadar Parasitemia 

Parasitemia diartikan sebagai kondisi adanya parasit di dalam darah. Tingkat parasitemia yang tinggi menandakan jumlah parasit yang banyak di dalam darah, dan secara langsung menyebabkan derajat keparahan infeksi yang berat. Oleh karena itu pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui tingkat keparahan infeksi yang nantinya menjadi dasar untuk menentukan tatalaksana penyakit. Infeksi yang parah umumnya memerlukan perawatan yang intensif dan pemantauan yang lebih ketat.

Prosedur pemeriksaan  sel darah tepi melibatkan beberapa langkah, diantaranya :

1. Darah diambil dari tusukkan di ujung jari

2. Tetesan darah diapuskan di kaca objek

3. Pewarnaan spesimen darah dengan metode Giemsa atau Wright

4. Dilakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10, 40x10 atau 100x10.

Pada interpretasi pemeriksaan darah tepi, terdapat beberapa poin evaluasi pengamatan sel darah merah , yaitu :

1. Sel darah merah

- Volume sel (Makrositosis (terlalu besar), mikrositosis (terlalu kecil))

- Bentuk (Abnormalitas bentuk : tear drop, sel pensil, sel target, sel bulan sabit, dan lainnya)

- Warna (Hipokromia (kurang pekat), hiperkromia (terlalu pekat))

2. Identifikasi parasit Plasmodium

Hingga saat ini terdapat 5 species parasit Plasmodium di dunia yang diakui dapat menginfeksi dan menimbulkan gejala sakit, yaitu P. Vivax, P. Ovale, P. Malariae, P. Falciparum, dan P. Knowlesi. Gambaran mikroskopisnya akan berbeda tergantung dengan species dan stadium infeksinya.

Selain Plasmodium pada Malaria, pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mengamati patogen lain, seperti Trypanosoma, Filaria, ataupun Bolleria.

3. Sel darah putih 

- Jumlah total & hitung jenis : Jumlah leukosit secara keseluruhan dan untuk tiap jenisnya (neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil). Leukositosis (terlalu banyak), leukopenia (terlalu sedikit), shift to the left (peningkatan persentase sel darah putih imatur), shift to the left (peningkatan persentase sel darah putih matur). Perbedaan kadar perubahan jumlah sel darah putih total maupun jenis tertentu akan membantu mengarahkan diagnosis kelainan darah (keganasan, infeksi, alergi, dsb.)

4. Keping darah (Trombosit)

- Jumlah : Trombositopenia(terlalu sedikit), trombositosis (trombositosis)

- Bentuk (Morfologi) : Makrotrombosit (terlalu besar), mikrotrombosit (terlalu kecil)

Pada kasus Malaria seringkali pengamatan hanya diarahkan pada sel darah merah dan identifikasi parasit Plasmodium, namun dapat juga dilakukan penilaian terhadap sel darah putih dan keping darah untuk mencari diagnosis kelainan darah lain yang mungkin menyertai. 

Kalau begitu, kapan sih kita sebaiknya melakukan pemeriksaan sel darah tepi pada kasus Malaria ? 

Umumnya, baru dilakukan pada 3 kondisi berikut, yaitu :

1. Periode awal gejala muncul : Saat pasien diketahui mengalami demam dan gejala khas Malaria lainnya, seperti menggigil, nyeri otot & sendi, nyeri kepala, lemas, mual & muntah, batuk, pilek.

2. Setelah bepergian dari daerah endemik : Pasien yang baru saja pulang dari daerah endemis (daerah dengan jumlah kasus relatif tinggi) dan mengalami gejala khas, kemungkin infeksinya meningkat dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah tepi. 

3. Saat ingin melakukan  pengobatan : Penegakkan diagnosis Malaria dengan etiologi spesies tertentu berfungsi penting dalam menentukan cara perawatan & regimen  pengobatan yang akan diberikan.

Nah, sekarang udah tau kan, pentingnya dan seluk beluk pemeriksaan  sel darah tepi ? 

Yuk, kita lindungi diri & keluarga tercinta dari Malaria !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun