Awal terbentuknya Puspo Agro bertujuan untuk dapat membantu para petani agar tidak kesulitan dalam memasarkan hasilnya, untuk itu lah Pemprov Jatim  membangun Puspo Agro di Sidoarjo.
Ada beberapa hal terbentuknya dan di bangunnya Puspo Agro di antaranya:
Melimpahnya produksi pangan dan hortikultura Jatim, masih terbatasnya akses dan kurangnya pasar yang representatif untuk memasarkan hasil panen para petani di Jatim.
Di samping itu belum tersedianya tempat atau pasar khusus untuk memasarkan produk pangan dalam skala besar.
Membantu meningkatkan penjualan hasil dari para petani baik skala regional, nasional sampai internasional.
Tapi pada kenyataan semenjak Puspo Agro berdiri hingga sekarang dapat di katakan jumlah pengunjung tidak terlalu banyak. Sepinya pengujung Puspo Agro bisa jadi posisinya agak jauh sehingga para pengunjung enggan berkunjung.
Sebenarnya dengan adanya Puspo Agro bukan hanya para petani yang di untungkan tapi juga pengunjung karena kita tidak di pusingkan untuk mencari kebutuhan pangan khususnya.
Tapi di balik sepinya Puspo Agro ternyata menyimpan persoalan terutama penghuni rusun. Terbukti ketika saya menghadiri acara reses dari salah satu anggota dewan dari Komisi A DPRD Jatim Dr. Benny, Â kebetulan acaranya di adakan Balai Desa Jemundo Sidoarjo.
Beberapa bulan yang lalu komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo sudah mengetahui bahwa para imgran sering  melanggar aturan terutama jam malam. Tapi sampai sekarang tetep aja para Imigran tetep  melanggar aturan.
Sebenarnya dengan adanya Puspo Agro masyarakat bisa terbantukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Cuma ternyata tidak sesuai yang di inginkan komplek Puspo bagaikan kota mati tidak ada penghuninya.
Saat saya berkunjung ketika memasuki areal Puspo Agro aktifitas hanya terlihat di bagian buah saja selebihnya sunyi senyap. Padahal Puspo Agro sangat lengkap dari rusun sampai Bank Pemerintah Daerah ada.
Menyikapi adanya informasi para Imigran pulang hingga larut malam sampai membawa orang luar harusnya segera di ambil tindakan tegas. Jangan sampai Puspo Agro yang sudah merana malah berubah fungsi ke hal negatif. Yang terpenting lagi fungsi utama rusunawa di kembali lagi agar tidak ada kecemburuan dari masyarakat sekitar.
Karena awal  di bangunnya rusunawa memang di peruntukkan untuk para pedagang di Puspo Agro dan masyarakat  sekitar di sesuaikan dengan pendapatannya.
Keluh kesah warga di dasari atas kecemburuan warga yang mana para pengungsi segala kebutuhan di penuhi oleh Pemerintah Provinsi.
Melalui tulisan ini Pemprov Jatim di harapkan Puspo Argo bisa kembali ramai lagi entah gimana caranya.
Khusus untuk pengungsi dan Imigran segera di tentukan sampai kapan mereka tinggal di rusunawa.
Di khawartirkan kalau terlalu lama kasus imigran akan menimbulkan masalah sosial yang baru.