Beberapa bulan yang lalu komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo sudah mengetahui bahwa para imgran sering  melanggar aturan terutama jam malam. Tapi sampai sekarang tetep aja para Imigran tetep  melanggar aturan.
Sebenarnya dengan adanya Puspo Agro masyarakat bisa terbantukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Cuma ternyata tidak sesuai yang di inginkan komplek Puspo bagaikan kota mati tidak ada penghuninya.
Saat saya berkunjung ketika memasuki areal Puspo Agro aktifitas hanya terlihat di bagian buah saja selebihnya sunyi senyap. Padahal Puspo Agro sangat lengkap dari rusun sampai Bank Pemerintah Daerah ada.
Menyikapi adanya informasi para Imigran pulang hingga larut malam sampai membawa orang luar harusnya segera di ambil tindakan tegas. Jangan sampai Puspo Agro yang sudah merana malah berubah fungsi ke hal negatif. Yang terpenting lagi fungsi utama rusunawa di kembali lagi agar tidak ada kecemburuan dari masyarakat sekitar.
Karena awal  di bangunnya rusunawa memang di peruntukkan untuk para pedagang di Puspo Agro dan masyarakat  sekitar di sesuaikan dengan pendapatannya.
Keluh kesah warga di dasari atas kecemburuan warga yang mana para pengungsi segala kebutuhan di penuhi oleh Pemerintah Provinsi.
Melalui tulisan ini Pemprov Jatim di harapkan Puspo Argo bisa kembali ramai lagi entah gimana caranya.
Khusus untuk pengungsi dan Imigran segera di tentukan sampai kapan mereka tinggal di rusunawa.
Di khawartirkan kalau terlalu lama kasus imigran akan menimbulkan masalah sosial yang baru.