Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Paus Yohanes Paulus II, Idul Fitri, dan 4 Langkah Memaafkan

29 April 2023   23:47 Diperbarui: 29 April 2023   23:50 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh sifat manusia, sulit memaafkan seseorang yang telah menyakiti begitu saja. Hanya saja, perlu disadari menahan amarah tidak menyakiti orang lain, tetapi justru menyakiti diri sendiri.

Dampaknya seperti sudah disebutkan di atas. Mendatangkan sakit baik fisik maupun emosi, baik bagi diri sendiri maupun orang di sekitar.

Ketiga, memupuk sikap memaafkan dengan mengembangkan welas asih bagi pelaku. Dengan kata lain, bertindaklah untuk memaafkan.

Renungkan apakah tindakan itu karena niat jahat atau keadaan dalam kehidupan pelaku. Kita diajak untuk membingkai ulang masalah yang ada dengan cara baru. Melihat suatu persoalan dari sudut pandang berbeda.

Keempat, bebaskan diri dari penjara emosional. Lepaskan emosi yang berbahaya dan renungkan bagaimana Anda tumbuh dari pengalaman dan tindakan memaafkan itu.

Melihat sisi positif dari setiap persoalan. Memandang bahwa masalah serupa juga dialami orang lain, bahkan ada yang mengalami persoalan yang jauh lebih berat.

Akhirnya, memaafkan tidak hanya berguna bagi pertumbuhan afeksi, mental, dan diri seseorang, tetapi juga menjadi contoh terbaik bagi orang lain.

Bila seorang anak mendapatkan contoh ini dari keluarganya maka ia akan belajar dan tumbuh dengan memegang nilai tersebut. Begitu juga dalam konteks kehidupan yang lebih luas baik dalam organisasi, pemerintahan, maupun agama yang bisa berpengaruh pada kehidupan banyak orang.

Apakah pada Lebaran ini Anda sungguh menghabiskan waktu untuk melakukan hal ini?

Bila tidak, tak perlu khawatir. Sebab, memaafkan adalah perjuangan seumur hidup. Ia mesti terus diupayakan dan dihayati dalam setiap perjalanan hidup, baik kemarin, hari ini, maupun di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun