Tidak perlu masa tunggu lima tahun sebelum proses penyelidikan dimulai sebagaimana biasanya, lalu beatifikasi pada 1 Mei 2011 dan kanonisasi tak lebih dari tiga tahun setelahnya, tepatnya pada 27 April 2014.
Paus Yohanes Paulus II bahkan mengungkapkan pemberian maaf secara terbuka pada Mei 1981, lalu menggenapi pernyataan itu dengan kunjungan pada Agca di penjara.
Almarhum lalu membuat semacam risalah panjang tentang kekuatan pengampunan dan perlunya pengampunan dalam masyarakat. Ia menjadikan peristiwa yang baru saja dialami sebagai contoh nyata.
"Tindakan pengampunan adalah syarat pertama dan mendasar agar kita tidak terpecah dan ditempatkan satu sama lain seperti musuh," ungkap penerus Paus Yohanes Paulus I itu.
Kekuatan memaafkan
Apa yang dilakukan Yohanes Paulus II itu bisa jadi terlalu besar untuk semua orang. Tidak banyak yang bisa melakukannya.
Namun, dari peristiwa itu terkandung pesan yang bisa diterima semua pihak. Memaafkan itu perlu dalam kehidupan bersama. Dengan takaran dan tingkat persoalan berbeda-beda, memaafkan adalah kata kunci yang perlu dipegang teguh.
Kita menggunakan momen Idul Fitri sebagai kesempatan untuk memaafkan dan meminta maaf. Itulah puncak dari ziarah panjang selama satu bulan masa puasa.Â
Selain menahan  dan mengendalikan berbagai syahwat baik perut maupun seksual, para pemeluk teguh yang sungguh memaknai bulan Ramadan sebagai momentum pembaharuan diri, termasuk dalam relasi dengan diri sendiri dan orang lain.
Salah satu wujud nyata dari pembaruan diri itu adalah laku memaafkan dan memberi maaf.
Apakah sulit melakukannya? Tampaknya tidak. Jelas, ini berlaku untuk hal-hal yang tampaknya sederhana dan kepada orang-orang yang sudah dikenal.