Dilanjutkan dengan pergerakan Modric yang mampu melewati Sergi Roberto. Dari Modric, Benzema mendapat aliran bola yang diteruskan dengan tendangan "first time" akurat.
Selain Benzema, nama Vini memang patut disebut. Ia menjadi kreator di balik kedua gol Benzema. Madrid mendapat hadiah penalti setelah akselerasi Vini terpaksa dilanggar Franck Kessid di kotak terlarang. Gol penutup Madrid merupakan hasil kecermatan striker muda asal Brasil itu melihat ruang kosong di hadapan seniornya itu.
Lantas, apa yang membuat Benzema, pemain 35 tahun itu, bisa menunjukkan pesonanya di hadapan para penggemar Barcelona?
Pertama, statistik keseluruhan sebenarnya tidak sepenuhnya berpihak pada Madrid. Barcelona justru unggul penguasaan bola, 53 persen berbanding 47 persen.
Tidak hanya itu. Di balik dominasi "ball possession", Barca juga memimpin dalam jumlah "shots."
Sayangnya, Barcelona tertinggal dalam unsur yang lebih penting dari itu. Tembakan tepat sasaran dan gol.
Dari sembilan percobaan yang dilepaskan Madrid, tujuh di antaranya berstatus "on target" dengan empat gol tercipta.
Sementara Barcelona dengan jumlah "shots" lebih banyak yakni 11 hanya hanya lima di antaranya tepat sasaran dan sedihnya, tak satu pun berbuah gol.
Permainan lambat hampir di semua sisi. Di lini depan tidak ada pergerakan dan ancaman berarti yang dilakukan secara bertubi-tubi.
Robert Lewandowski setelah percobaan di penghujung babak pertama, hampir tidak lagi menampakkan ketajamannya. Pemain senior yang masih terikat kontrak tiga tahun seperti telah kehilangan sisi terbaik sebagaimana ditunjukkannya bersama Bayern Muenchen sebelumnya.
Kurang gairah