Arsenal kalah 3-5 dan harus memberikan tiket perempat final kompetisi kasta kedua di Benua Biru itu kepada klub asal Portugal.
Jelas, Arsenal pun kini hanya fokus pada satu kompetisi. Liga Premier Inggris semata. Berbeda dengan The Citizen yang masih harus membagi konsentrasi dengan Piala FA dan Liga Champions.
Bila Arsenal murni hanya memiliki 10 laga tersisa, termasuk duel kedua tim di Stadion Etihad pada 26 April nanti, City justru berpotensi memainkan tujuh pertandingan lebih banyak.
Hitung-hitungan
Arsenal tentu diuntungkan dari sisi jadwal kompetisi. Mikel Arteta tak perlu memikirkan agenda lain, selain memastikan poin maksimal dari 10 laga tersisa.
Hitung-hitungan sederhana, Arsenal butuh 26 poin dari 10 laga itu untuk mengunci gelar juara. Dengan asumsi, City sanggup sapu bersih 11 pertandingan tersisa.
Arsenal akan menutup musim ini dengan laga kandang kontra Wolverhampton pada 28 Mei. Sedangkan Manchester Biru selain sudah dinanti 11 laga tersisa, juga harus dua kali bersua Bayern Muenchen di babak perempat final Liga Champions (12 April dan 24 April 2023.
Selanjutnya kontra Sheffield United di semifinal Piala FA yang akan digelar di Wembley. Celakanya, pertandingan ini akan digelar dua hari sebelum leg kedua babak delapan besar Liga Champions.
Itu periode sulit sangat tidak disukai pelatih City, Pep Guardiola. Jadwal semifinal Piala FA dan perempat final Liga Champions yang kerap berdekatan membuat manajer asal Spanyol itu tak segan mencap buruk.
"Pertandingan paling buruk yang kami mainkan selalu semifinal Piala FA di Wembley. Kami tidak pernah benar-benar di sana," ungkap Guardiola seperti dilansir AS.
Bila City sanggup memenangkan keduanya, maka mereka akan menjalani waktu-waktu krusial yang berberengan dengan pekan-pekan terakhir Liga Premier.