Meski demikian, bagi Seo/Chae pencapaian ini tetap berarti. Pasangan yang kini menempati ranking 9 dunia bisa melewati rintangan sejak babak 32 besar, termasuk menghentikan jagoan Thailand yang menjadi unggulan ketiga, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai di perempat final.
Tunggal putra mempertemukan pemain senior dan junior, Li Shi Feng kontra Shi Yu Qi. Bagi Shi final ini menandai kembalinya setelah melewati periode sulit.
Shi yang pernah berada di papan atas tunggal putra sempat terlempar jauh. Namun, pemain 27 tahun yang pernah bercokol di ranking dua BWF, terus berjuang.
Sembilan bulan menjalani penangguhan membuatnya kehilangan begitu banyak poin. Namun, ia bisa kembali ke jalur positif dengan menyingkirkan sejumlah pemain yang lebih diunggulkan untuk menggapai final All England.
Sebelum mencicipi podium, Shi berhasil melewati rintangan unggulan keempat dari Malaysia yang pernah menjadi juara All England 2021 yakni Lee Zii Jia di babak semifinal.
Shi yang kini berada di posisi 12 dunia dipastikan akan menggapai top 10 pekan berikutnya walau gagal menandai "comeback" dengan gelar juara.Â
Apresiasi patut dialamatkan kepada sang pemenang. Li Shi Feng menutup partai final dengan kemenangan 26-24 dan 21-5. Perjalanan pemain kelahiran Nanchang 23 tahun lalu yang berada dua anak tangga ranking BWF di belakang seniornya itu ke podium juara sungguh memukau.
Ia menggapai final dengan membungkam Ng Tze Yong dan Anders Antonsen. Anders adalah "pembunuh" Anthony Ginting di perempat final.
Sedangkan Ng Tze, pemain 22 tahun dari Malaysia ranking 28 BWF sukses membungkam "monster" dari Denmark yang menjadi unggulan pertama, Viktor Axelsen di babak 16 besar.
Selamat kepada para pemenang!