"Proyek Paris St-Germain dibangun untuk memenangkan Liga Champions dan mereka telah jauh dari itu. Pada akhirnya tampaknya akan gagal."
Lantas, bagaimana masa depan proyek prestisius PSG? Masih pantas mengandalkan trio MNM? Apakah sudah saatnya untuk merombak dan memulai lembaran baru?
Christophe Galtier tampaknya hanya bisa pasrah. Sambil mengakui ini sebagai kekecewaan besar, ia pun tawakal akan apa yang akan terjadi, termasuk atas dirinya sendiri.
Mbappe yang begitu cemerlang di level tim nasional dan telah menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah klub belum juga mampu buktikan diri di Liga Champions.
Ia belum juga merasakan manisnya "Si Kuping Besar." Usianya baru 24 tahun sehingga masih punya waktu. Apakah ia harus tetap bertahan untuk mewujudkan impian itu? Atau meninggalkan kemapanan di Paris adalah jalan menuju pembuktian?
Messi yang memenangi Piala Dunia 2022 belum juga perpanjang kontrak. Sementara usianya sudah 35 tahun dan terlihat begitu sulit untuk mengulangi kejayaan di Barcelona.
Apalagi Neymar. Pemain Brasil 31 tahun yang memecah rekor pemain termalah dunia saat dibajak dari Barcelona selalu diusik cedera. Ia pun harus mengakhiri musim ini lebih cepat lantaran cedera lutut yang mengharuskannya naik meja operasi.
Sepertinya anjuran Cole untuk mengubah paradigma PSG patut diperhitungkan. Membangun kekuatan dengan  menghargai proses serta mengandalkan talenta-talenta lokal Prancis yang sudah terbukti kualitasnya.
PSG harus punya identitas tersendiri, tidak menjadi klub yang dibangun tanpa akar yang kemudian justru mendatangkan luka yang makin dalam.Â
"Mereka telah membeli beberapa pemain terbaik dalam 20 tahun terakhir. Para pemain muda Prancis yang tersebar di seluruh Eropa dapat melakukan apa yang dilakukan para pemain ini dengan seperempat biaya dengan identitas yang terhubung dengan para penggemar."
Apakah Anda sependapat dengan Cole?