Alih-alih bangkit mengejar ketertinggalan, gawang Gianluigi Donnarumma justru kembali terkoyak. Serge Gnabry yang belum lama masuk menggantikan Kingsely Coman memberikan pukulan pamungkas satu menit sebelum waktu normal usai. Gelandang timnas Jerman itu menuntaskan umpan terobosan pemain yang baru saja "dibuang" Manchester City, Joao Cancelo.
PSG sebenarnya bisa saja pulang dengan kekalahan lebih menyakitkan. Beruntung armada Christophe Galtier itu diselamatkan oleh VAR dan bendera offside sehingga gol Choupo-Moting dan upaya Sadio Mane tidak diakumulasi.
Bila tidak, maka wajah para bintang PSG bakal semakin merah padam dan mulut Galtier semakin bungkam, tak tahu harus berdalih apa.
Kunci Bayern
Statistik keseluruhan mengunggulkan tim tamu dari sisi "ball possession." Penguasaan bola Bayern justru lebih inferior yakni 45 persen berbanding 55 persen.
Namun, FC Hollywood justru tampil begitu tenang, efektif dan efisien. Mereka mampu mencatatkan peluang lebih banyak, baik "shots", "shots on target", hingga yang paling utama: gol.
Tuan rumah mampu melepaskan 12 percobaan dengan lima di antaranya tepat sasaran. PSG mendapat 10 kesempatan dengan empat berstatus "on target."
Dari sisi ketenangan, para pemain tuan rumah patut diacungi jempol. Jelas tidak ada satu pun tim yang tidak merasa gugup berhadapan dengan lawan yang memiliki sumber daya semewah PSG.
Perasaan itu kemudian dikelola dengan begitu baik hingga membuat serangan sporadis Mbappe dan Messi seperti tak bertaji.
Kedisiplinan Josip Stanisic, Dayot Upamecano, Matthijs de Ligt dan Alphonso Davies sungguh memberi ketenangan pada Yann Sommer yang berada di bawah mistar gawang Muenchen.
Tercatat hanya satu kesalahan berisiko yang dilakukan tuan rumah. Itu terjadi ketika Yann Sommer salah memberikan bola kepada Achraf Hakimi. Namun, De Light dengan cekatan melakukan intervensi.