Ia memberikan pelukan hangat. Mendekap erat dengan patah kata menenangkan. Tidak hanya itu. Ia membuka tali sepatu, kaus kaki, dan perban di kaki. Ia ingin memberikan rasa nyaman sambil berusaha memastikan kondisinya.
Itulah yang dilakukan Apriyani Rahayu pada Siti Fadia Silva Ramadhanti. Keduanya menunjukkan pemandangan yang mengharukan di semifinal Malaysia Open 2023 yang berlangsung di Lapangan 1 Axiata Arena, Kuala Lumpur, Minggu (15/1/2023) siang WIB.
Fadia tak kuasa menahan air mata untuk rasa sakit di pergelangan kaki kanan. Bisa juga menumpahkan kesedihan karena perjuangan mereka harus berakhir secara tragis. Mimpi mempertahankan gelar pun sirna.
Tragedi saat menghadapi Chen Qing Chen/Jia Yi Fan untuk merebut tiket ke partai pamungkas turnamen BWF World Tour Super 1000 itu.
Sesungguhnya publik ingin melihat pertarungan antara kedua pasangan yang empat kali bertemu tahun 2022 lalu dengan tiga di antaranya menjadi milik Chen/Jia.
Apri/Fadia tentu ingin memperbaiki catatan usai ditaklukkan di penyisihan grup BWF World Tour Finals 2022 sehingga bisa memperkecil ketertinggalan. Mengandaskan sejumlah unggulan sejak pertandingan pertama adalah alarm yang jelas tidak bisa diabaikan Chen/Jia.
Patut diakui, kiprah Apri/Fadia sudah mencuri perhatian. Debut tahun lalu begitu cemerlang dan kini mereka sudah berada di jajaran elite dunia. Berdasarkan prediksi, pekan berikutnya posisi mereka akan terdongkrak ke urutan kelima, naik enam tingkat dari posisi saat ini.
Sayangnya, tidak ada skenario "balas dendam". Chen/Jia melenggang ke final dengan mudah.
Momen yang mengandung bawang itu terjadi di awal gim kedua. Apri/Fadia tertinggal cukup telak di gim pertama, 21-9 dan berusaha bangkit. Sayangnya, dalam upaya mengejar ketertinggalan 0-2 dari unggulan pertama itu Fadia salah mendarat saat mengambil bola di sisi belakang bidang permainan.
Kesalahan yang membuatnya tak bisa berbuat banyak selain menghentikan pertarungan. Dengan mata sembab, Fadia pun dibawa meninggalkan lapangan dengan menggunakan kursi roda.