Mbappe mengokohkan statusnya sebagai salah satu pemain hebat modern yang sanggup mencetak tiga gol di final Piala Dunia. Ia mengikuti Sir Geoff Hurst ketika Inggris mengalahkan Jerman Barat pada 1966.
Gol itu memaksa perebutan gelar juara berlanjut ke tahap terakhir. Adu penalti.
Dalam situasi menegangkan ini, nasib sebuah tim memang tak lagi bertumpu pada banyak orang. Kiper dan sang penendang adalah kunci.
Sayangnya, dua algojo Prancis yakni Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni tak mampu menaklukkan tembok kokoh Martinez. Sepakan Coman yang bermain untuk Bayern Muenchen berhasil diblok kiper 30 tahun itu. Sementara upaya gelandang muda Real Madrid justru tidak mengenai sasaran.
Situasi berbeda terjadi di kubu Argentina. Para eksekutor La Albicelester, berturut-turut Lionel Messi, Paulo Dybala, Leandro Paredes, dan Gonzalo Montiel nyaris tanpa kesulitan menaklukkan Hugo Lloris.
Dengan hanya bermodalkan gol Mbappe dan Randal Kolo Muani jelas tak cukup bagi Prancis. Argentina pun keluar sebagai pemenang dengan skor 4-2.
Faktor pembeda
Kedua tim menurunkan formasi terbaik, sama-sama mengusung skema 4-3-3. Emiliano ditopang Nicolas Taglifico, Nicolas Otamendi, Cristian Romero, dan Nahuel Molina.
Pelatih Lionel Scaloni kembali memberi tempat kepada dua gelandang muda yakni Alexis Mac Allister dan Enzo Fernandez ditemani Rodrigo De Paul. Mereka menopang trio Di Maria, Messi, dan Julian Alvarez.
Sementara Didier Deschamps coba memadukan para pemain muda dan senior termasuk yang sempat mengalami masalah kesehatan.
Theo Hernandez, Raphael Varane, Jules Kounde, dan Dayot Upamecano menjadi tumpuan di barisan pertahanan. Antoine Griezmann, Tchiuameni, dan Adrien Rabiot di lini tengah. Mbappe diapiti Ousmane Dembele dan Giroud di depan.