Lanjutan Pembuktian Maguire
Dalam posisi seperti ini, tekanan justru berada di kubu Inggris. Selain ekspektasi besar dari para penggemarnya, sepak terjang tim besutan Gareth Southgate sepanjang fase grup sesungguhnya belum konsisten.
Ledakan awal atas Iran berlanjut dengan penampilan tidak menarik saat diimbangi Amerika Serikat. Kemenangan tiga gol tanpa kemasukan atas Wales tidak lepas dari peran Marcus Rashford dan Phil Foden.
Dua gol pertama tercipta dalam waktu tak lebih dari satu menit. Mula-mula oleh Rashford, lalu Foden. Pemain yang disebutkan pertama mengukir "brace" 18 menit setelah gol pertama untuk mengunci langkah Inggris ke fase gugur.
Sang pelatih, Gareth Southgate yang juga dibayangi sinis dan pesimis dalam perjalanan ke Timur Tengah, menyusul hasil buruk di edisi terkini UEFA Nations League.
Kini ia berjuang untuk penebusan. Menyamai prestasi empat besar pada edisi 2018. Lebih bagus, bila mereka bisa menebus penampilan antiklimaks di final Piala Eropa di Wembley, Juli tahun lalu untuk menyamai prestasi yang sudah lama dinanti sejak 1966 silam.
Apakah perjalanan The Three Lions menuju target besar itu akan mudah? Jelas tidak. Senegal adalah ujian awal di fase gugur. Pilihan hanya menang atau tersingkir. Â
Catatan tak pernah kalah menghadapi tim-tim Afrika adalah penting. Menambah keyakinan di tengah beban dan target besar yang dipikul.
Southgate bakal mengandalkan para pemain yang diturunkan di fase grup. Termasuk duo Manchester United, Marcus Rashford dan Harry Maguire.
Maguire khususnya adalah pemain yang sedikit aneh. Anomali, bila bisa dipakai. Buruk di level klub, tetapi bisa bermain cukup baik di tim nasional.
Sosok yang tahan banting terhadap berbagai hinaan terus mencoba untuk memberi bukti dan menjawab anek suara miring itu dengan penampilan baik di lapangan pertandingan.