Aksi menentang pemerintah tidak berhenti di dalam negeri. Momen Piala Dunia 2022 yang tengah berlangsung menjadi kesempatan bagi mereka untuk angkat bicara.
Poster dan gambar yang terpampang di sisi lapangan, ditambah aksi para pemain Iran yang menyuarakannya secara gamblang di lapangan pertandingan.
Kita bisa mengingat kembali, respon para pemain Iran saat lagu kebangsaannya diputar jelang pertandingan pertama Grup B kontra Inggris di Khalifa International Stadium, Senin (21/11/2022) malam WIB lalu.
Tidak seperti para pemain dari tim-tim lain yang dengan lantang dan emosional bernyanyi, Mehdi Taremi dan kawan-kawan justru bertindak sebaliknya. Mereka bungkam. Hingga lagu itu selesai.
Hasil pertandingan itu memang berpihak pada Inggris. Iran kalah dengan skor telak 2-6.
Namun, kekalahan itu adalah kemenangan bagi Iran dan para pendukungnya. Setiap kali Inggris membobol gawang Iran yang mula-mula dijaga Alireza Beranvand lalu digantikan S.Hosseini sejak menit ke-20, sejumlah fan justru  bersorak.
Mereka ikut merayakan kekalahan timnya. Sepasang gol yang diborong Teremi lebih dari cukup membanggakan tim kesayangannya.
Sesungguhnya menolak menyanyikan lagu kebangsaan hingga ikut bergembira bersama penggemar Inggris adalah bentuk protes. Mereka ingin melawan pemerintah Republik Iran yang dalam dua bulan terakhir telah menghadirkan "bencana" bagi rakyat sendiri.
Pembebasan
Aksi solidarita para pemain dengan kaumnya yang tertindas sudah ditegaskan kapten timnas Iran, Ehsan Hajsafi sejak sebelum pertandingan.
Ia bicara tentang situasi yang sedang terjadi di negaranya. Terkait perlakukan pemerintah terhadap pihak yang berseberangan. Tindakan represif untuk membungkam para pengkritik yang mengemuka dalam beberapa bulan terakhir.