Tidak hanya itu. Di wilayah seluas 385,7 hektar itu memiliki banyak potensi. Tanah subur di ketinggian 800 mdpl memungkinkan aneka tanaman pertanian seperti padi, kopi, dan tanaman holtikultura lainnya hidup, tumbuh, dan meberikan hasil berkecukupan bagi mayoritas penduduk setempat yang berjumlah 761 jiwa.
Panorama alam yang indah terpancar dari lekukan-lekukan pegunungan rendah dan hamparan sawah hijau.
Empat dusun (pedukuhan) yang berada di bawah Desa Detusoko Barat, menyimpan aneka kekayaan.
Dusun Nuagiu dikenal dengan produk  buah-buahan dan hortikultura. Warisan leluhur berupa kampung adat dan kubur batu masih apik terjaga di Dusun Wolobudu dan Pemonago. Di sana pula terdapat air terjun, mata air panas, dan area pendakian.
Dusun Wolone memiliki kampung adat, air panas, sanggar tradisional, hingga hamparan persawahan yang sungguh memanjakan mata.
Desa Wisata
Nando dan kaum muda setempat sadar betapa kayanya potensi mereka. Berbagai gebrakan pun ia lakukan di antaranya menginisiasi pembentukan Remaja Mandiry Community (RMC).
Komunitas yang digerakan orang muda sebagai respon keprihatinan pada kaum muda setempat yang lebih memilih eksodus meninggalkan kampung halaman.
Mereka pun merancang dan melakukan berbagai kegiatan pertanian, program kewirausahaan yang berbasis pariwisata keberlanjutan. Istilah bekennya ekowisata atau ekoturisme.
"Setidaknya ada empat unsur dalam ekowisata, yakni wisata yang meminimalkan dampak negatif; yang membangun kesadaran serta respek terhadap lingkungan dan budaya; yang memberikan pengalaman positif untuk pengunjung; dan wisata yang memberikan manfaat dan keutungan ekonomi secara langsung untuk lingkungan dan masyarakat lokal," beber Nando.