Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Memori "Handball" Suarez dan Peluang 5 Wakil Afrika di Piala Dunia 2022

12 November 2022   14:02 Diperbarui: 12 November 2022   14:15 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luis Suarez menghentikan bola dengan tangannya saat Ghana vs Uruguay di perempat final Piala Dunia 2010: JORGE REYES/MEXSPORT DIGITAL via Kompas.com

"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan bahwa Afrika memiliki pemain sepak bola terbaik dan tim terbaik di dunia." (Roger Milla)

Di balik gegap gempita Piala Dunia ada satu kenyataan tak terbantahkan. Belum ada tim dari benua Afrika atau yang menjadi bagian dari Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) yang keluar sebagai pemenang.

Sejak edisi pertama pada 1930 di Uruguay sampai perhelatan di Rusia, empat tahun lalu, belum ada wakil Afrika yang sanggup melenggang setidaknya hingga babak semifinal.

Begitu juga saat Afrika pertama kali menjadi tuan rumah pesta bola empat tahunan itu pada 2010 di Afrika Selatan.

Ghana nyaris membuat sejarah di tanah Afrika. Mereka mampu melewati babak penyisihan grup dan menemani Jerman ke babak 16 besar. Amerika Serikat berhasil diatasi melalui perpanjangan waktu.

Sayangnya, langkah Ghana terhenti di delapan besar. Luis Suarez menjadi buah bibir, mungkin saja hingga tahun-tahun setelah itu.

Suarez yang berdiri di garis gawang nekat menahan bola dengan tangannya untuk menghalangi tandukan Dominic Adiyiah.

Gol tak tercipta. Tapi, Ghana mendapat kesempatan kedua melalui tendangan penalti. Asamoah Gyan membuang peluang berharga di menit akhir perpanjangan waktu.

Seandainya eksekusi itu sukses, maka bisa dipastikan The Black Star ke semifinal dengan keunggulan 2-1, setelah Sulley Muntari membuka keunggulan sebelum disamakan Diego Forlan.

Hasil akhir berkata lain. Dalam drama adu penalti, keberuntungan justru berpihak ke La Celeste. Dominik Adiyiah dan John Mensah gagal. Di kubu Uruguay hanya Maxi Pereira yang menyesali takdirnya.

Insiden "handball" Suarez itu menjadi tragedi bagi Ghana tetapi sukacita bagi Uruguay yang lolos dengan skor 4-2.

Ghana hampir saja melampaui catatan Senegal pada 2002 dan Kamerun pada 1990. Ghana takluk dari tim kejutan saat itu, Turki. Sedangkan Kamerun yang diperkuat Roger Milla menyerah 2-3 dari Inggris dalam perebutan tiket semifinal.

Lantas, bagaimana kans wakil Afrika di Qatar kali ini?

Seperti kita tahu, Afrika meloloskan lima wakil. Senegal, Maroko, Tunisia, Ghana, dan Kamerun. Mereka memenangi pertarungan menghadapi tim-tim unggulan lainnya seperti Nigeria dan Mesir dengan Mohamed Salah.

Salah dan kawan-kawan kalah menyakitkan dari Senegal. Tim yang diperkuat rekan setim Salah saat itu yakni Sadio Mane membuat mereka dua kali menanggup apes. Baik di kualifikasi Piala Dunia maupun final Piala Afrika. Dua-duanya melalui adu tos-tosan.

Kamerun paling berpengalaman dengan delapan kesempatan berlaga di Piala Dunia. Senegal dan Ghana sudah cukup teruji. Sementara Maroko dan Tunisia tetap tak bisa dianggap remeh.

Kelima wakil itu tersebar di berbagai grup dengan peta kekuatan berbeda-beda. Hal tersebut pun akan menentukan sejauh mana kiprah mereka.

Pertama, Senegal sejatinya memiliki peluang (paling) besar kali ini. Di satu sisi, berada di grup yang relatif mudah. Mereka bisa memaksimalkan kesempatan menghadapi tuan rumah dan Ekuador. Selanjutnya berjibaku dengan Belanda untuk merebut dua tiket dari Grup A.

Di sisi berbeda, materi pemain Senegal cukup merata. Beberapa pemain sudah memiliki pengalaman dan prestasi di tingkat Eropa.

Selain Mane yang kini bermain di Bundesliga bersama Bayern Muenchen, ada kiper Chelsea Edouard Mendy, juga Kalidou Koulibaly. Koulibaly adalah bek tengah yang sudah malang melintang di sepak bola Eropa dan kini menjadi rekan setim Mendy.

Selain itu ada Ismaila Sarr, pemain sayap Watford dan Idrissa Gueye, gelandang yang sudah lewat kepala tiga namun masih memiliki menit bermain bersama Everton.

Kedua, Kamerun dan Ghana juga memiliki materi pemain yang bagus. Namun, undian menempatkan mereka di grup-grup sulit.

Kamerun yang bisa memaksimalkan pengalaman Eric Choupo-Moting bersama Bayern Muenchen, harus beradu dengan Brasil, Swiss, dan Serbia di Grup G. Brasil yang merupakan tim paling sukses di Piala Dunia jelas lawan terberat. Namun, Swiss dan Serbia tidak bisa dibilang enteng.

Ghana tergabung di Grup H bersama Portugal, Uruguay, dan Korea Selatan. Mengandalkan kemampuan striker Athletic Bilbao, Inaki Williams dan Mohammed Kudus, gelandang serang Ajax Amsterdam berusia 22 tahun untuk meladeni Cristiano Ronaldo, Bruno Fernandes, Ruben Dias dan sederet pemain bintang Portugal.

Selanjutnya Uruguay dengan sejumlah bintang muda seperti Darwin Nunez (Liverpool) dan Federico Valverde (Real Madrid) yang kemungkinan akan berpadu dengan para pemain senior seperti Luis Suarez dan Edinson Cavani hingga Fernando Muslera.

Wakil Asia di grup ini juga tak bisa dipandang sebelah mata. Sejumlah pemainnya menjadi andalan di tim-tim besar seperti Son Heung-min dan Hwang Hee-chan.

Ini menjadi kesempatan bagi Ghana untuk balas dendam atas kekalahan menyakitkan yang dihiasi tragedi "handball" Suarez. Serentak unjuk gigi di hadapan tim top dari Eropa dan Asia.

Ketiga, apakah Maroko dan Tunisia tidak perlu dimasukan dalam daftar harapan?

Maroko berada di Grup F bersama Belgia, Kanada, dan Kroasia. Kekuatan Belgia dan Kroasia tak perlu diragukan lagi.

Maroko akan menghadapi para pemain seperti Romelu Lukaku, Kevin De Bruyne, Eden Hazard, Luka Modric, Andrej Kramaric, Ivan Perisic dan Mateo Kovacic yang sudah diketahui seperti apa kemampuan dan jam terbang mereka.

Maroko tentu akan memaksimalkan sejumlah pemain dengan pengalaman Eropa. Achraf Hakimi, bek sayap Paris Saint-Germain (PSG), trio Sevilla Youssef En-Nesyri, El-Haddadi, dan Yassine Bounou.

Tunisia yang lolos ke Qatar usai menyingkirkan Mali, akan menghadapi juara bertahan Prancis, berikut Denmark, serta Australia di Grup D.

Peluang Maroko memetik poin adalah ketika menghadapi Australia yang mengandaskan Peru via adu penalti dalam playoff inter-konfederasi antara AFC versus Conmebol.

Sementara bersua Prancis dan Denmark akan menjadi pekerjaan berat bagi Tunisia. Kembalinya Christian Eriksen usai melewati momen kritis di Euro 2020 dan tampil gemilang bersama Manchester United, membuat Denmark layak masuk hitungan.

Kylian Mbappe, Karim Benzema, Olivier Giroud, Aurelien Tchouamni, Hugo Lloris, adalah bagian kecil dari kemewahan skuad Les Blues yang tidak bisa tidak membuat Tunisia harus siap baik secara teknis maupun mental.

Optimisme Milla

Roger Milla legenda Afrika menaruh kepercayaan kepada para penerusnya. Ia yakin wakil Afrika tidak akan menjadi penggembira semata.

Bila memang tidak diperhitungkan dan memiliki jalan sulit sejak fase grup, Milla menyerukan bagi wakil-wakil Afrika untuk membawa serta ke Timur Tengah optimisme yang sama.

"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan bahwa Afrika memiliki pemain sepak bola terbaik dan tim terbaik di dunia," tandas Milla kepada BBC Sport Africa melansir bbc.com.

Pria yang kini sudah berusia 70 tahun itu memotivasi generasi penerus untuk menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki segalanya untuk bersaing dengan para unggulan.

"Terserah kami untuk mulai bekerja. Kami berjuang selama beberapa tahun tetapi saya telah melihat sepak bola Afrika berkembang pesat. Sekarang saatnya dan kita akan lihat di Qatar."

Milla sadar untuk berbicara banyak melampaui prestasi delapan besar butuh kerja keras. Diberkati para pesepakbola hebat secara individu perlu dipadukan dengan disiplin dan orgnasisasi yang padu.

"Ini disiplin dan organisasi. Jika kita melihat negara lain hari ini, kita berada di level mereka dalam sepak bola tetapi sekarang kita harus terorganisir dengan baik [juga].

Apakah ada pemain Afrika yang akan menari seperti Milla di putaran final Piala Dunia 1990 di Italia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun