Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal BRIN, Melihat dari Dekat InaRI Expo 2022, dan Terpukau pada Drone Penyemprot Pupuk

10 November 2022   05:18 Diperbarui: 10 November 2022   05:23 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan depan di Gedung ICC, tempat berlangsungnya InaRI Expo 2022 | dokpri

Tahukah Anda Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru saja menyelenggarakan Indonesia Research and Innovation Expo (InaRI Expo) 2022?

Ya, perhelatan tahunan sebagai ruang pertunjukkan dan penghargaan bagi para periset, inovator, dan penemu (inventor) itu berlangsung di Gedung ICC, Cibinong Science Center, Jawa Barat, 27-30 Oktober 2022 lalu.

Banyak hal menarik dan bermanfaat yang didapat. Jujur, ini pengalaman pertama saya mengikuti acara tersebut. 

Saya sudah langsung dibuat terpukau ketika memasuki gedung acara yang merupakan satu titik dari kawasan seluas 180 hektar yang merupakan kawah candradimuka penelitian, pendidikan, wisata, hingga penciptaaan berbagai inovasi terkemuka di Tanah Air.

Cibinong Science Center sudah lama dikenal sebagai science park yang dilengkapi kebun raya, berbagai penelitian dasar biologi, biomaterial, sexing sapi, pengembangan teknologi nano, hingga penghasil terbesar di Indonesia dengan lebih dari 371 paten.

Di tempat itu, saya bisa melihat dari dekat ratusan "booth" pameran dari berbagai kalangan yang menunjukkan dengan jelas sejumlah temuan dan teknologi mutakhir. 

Sekaligus tempat interaksi untuk membangun jejaring kerja sama lintas generasi, termasuk menumbuhkan minat generasi muda terhadap aktivitas riset. Juga menciptakan iklim riset yang sehat dan kompetitif dengan menjaring kaum muda berbakat (talent scouting) melalui kompetisi ilmiah.

Menurut Ketua Pelaksana InaRI Expo 2022 Irwadhi Marzuki dalam rilis yang diterima, terdapat sekitar 239 peserta yang ambil bagian dalam pameran. 

Mereka berasal dari perwakilan BUMN, BUMD, ASEAN-India Startup Festival, utusan negara G20, perusahaan swasta nasional, perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah setingkat SMP dan SMA.

Tidak heran, para pengunjung datang dari berbagai latar belakang dengan total tak kurang dari 10 ribu orang, sebagaimana diinformasikan situs resmi inariexpo.com. Kemajemukan yang juga diperlihatkan melalui ragam acara yang memanfaatkan hampir setiap sudut di gedung tersebut.

Berbagai kalangan ambil bagian dalam serangkaian kegiatan menarik dan mencerahkan selama empat hari, mulai dari seminar, business gathering, product presentation, workshop, talkshow, business matching, klinik konsultasi, science show, Youth Research and Innovation Fair, Halal Tech Expo 2022, ASEAN India Start up Festival 2022, Start Up Program Pengusaha Pemula Berbasis Riset BRIN, dan Zona G20.

Semuanya bergerak dalam semangat "Digital, Blue, & Green Economy: Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi" yang menjadi tema InaRI Expo 2022. 

Suasana InaRI Expo 2022 | dokpri
Suasana InaRI Expo 2022 | dokpri

Spirit tersebut tercermin dalam berbagai temuan dan inovasi untuk mewujudkan ekonomi berbasis digital, berwawasan lingkungan, dan memanfaatkan segenap sumber daya alam Indonesia khususnya yang begitu kaya. 

"Karena itu, melalui InaRI Expo 2022, BRIN juga mengajak seluruh periset dan inovator dari berbagai lembaga untuk berbagi kesuksesan yang menginspirasi para periset dan inovator generasi berikutnya," tandas Laksana Tri Handoko, Kepala BRIN.

Seperti disinggung di atas, saat bertandang ke area pameran, akan dijumpai pengunjung dari dan stand-stand yang berbendera sejumlah negara di Asia Tenggara dan India.

Perhelatan InaRI Expo kali ini sedikit istimewa. Sebab, ASEAN dan India ingin merayakan 30 tahun kemitraan melalui penyelenggaraan 1st ASEAN-India Startup Festival 2022.

Kompetisi ini dimotori dan didukung oleh Komite ASEAN untuk Sains, Teknologi dan Inovasi (COSTI) dan ASEAN India Science and Technology Development Fund, bekerja sama dengan Departemen Sains dan Teknologi (DST), Pemerintah India, BRIN dan Startup Incubation and Innovation Center (SIIC) IIT Kanpur.

Festival perusahaan rintisan ini menjadi ajang untuk terlibat dalam pendekatan interaktif dan pitch battle between start up dari kawasan Asia Tenggara dan India, termasuk Indonesia, yang memperebutkan total hadiah sebesar USD 7.500.

Saya ikut menyaksikan bagaimana para peserta mempresentasikan perusahaan rintisan mereka di hadapan dewan juri. 

Pemenang Start-up Pitch Battle sebagaimana diumumkan pada hari terakhir pameran, Minggu (30/10/2022) adalah Netra. Ini adalah perusahaan rintisan dari Indonesia yang bergerak di bidang jaringan Internet-Of-Things (Iot) berbasis satelit konstelasi. 

Bekerjasama dengan Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN, Netra menawarkan sistem komunikasi data berbasis satelit yang terjangkau, aman, hemat energi, dan mudah digunakan. 

Kehadirannya bisa menjadi solusi bagi sektor perkebunan, perikanan, pertambangan, hingga minyak dan gas bumi yang belum terjangkau jaringan seluler (blind spot).

Sejumlah booth memamerkan produk-produk dari India | dokpri
Sejumlah booth memamerkan produk-produk dari India | dokpri

BRIN Selayang Pandang

Terus terang, dalam benak saya masih bercokol ingatan akan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Namun, keberadaannya kini sudah dilebur, bersama sejumlah lembaga penelitian yang berstatus lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK) seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

Semuanya sudah melebur dalam wajah baru  BRIN sebagai badan pemerintah yang menyelenggarakan riset, pengembangan, pengkajian, penerapan terpadu, invensi dan inovasi, implementasi energi nuklir, dan antariksa.

Sesuai amanat UU Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021, BRIN merupakan integrasi dari seluruh sumber daya, entah sumber daya manusia, infrastruktur, maupun anggaran dari 48 lembaga penelitian pemerintah, lintas kementerian dan lembaga.

Salah satu tonggak berdirinya BRIN yang terpampang di salah satu sisi arena pameran | dokpri
Salah satu tonggak berdirinya BRIN yang terpampang di salah satu sisi arena pameran | dokpri

Integrasi dan transformasi sudah dilakukan sejak 30 Januari 2022 menjadi satu entitas BRIN. BRIN berada langsung di bawah Presiden RI, bukan menjadi subordinasi kementerian maupun lembaga kementerian non-kementerian.

Jelas, BRIN bertanggungjawab atas kebijakan sains, teknologi dan inovasi nasional, serta menjadi bagan pelaksana riset dan inovasi.

BRIN membawahi sejumlah pusat riset dari berbagai organisasi riset seperti penerbangan dan antariksa, tenaga nuklir, energi dan manufaktur, kebumian dan maritim, hayati dan lingkungan, juga elektronika dan informatika.

Selain itu, ilmu pengetahuan sosial dan humaniora, kesehatan, nanoteknologi dan material, pertanian dan pangan, tata kelola pemerintahan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat, serta arkeologi, bahasa, dan sastra.

Mengenal Drone Penyemprot Pupuk

Salah satu inovasi yang cukup berkesan bagi saya adalah drone penyemprot cairan bernama AEROpro Sprayer 16.

Rake Silverian, Chief Technologi Officer  (CTO) INAERO dalam presentasinya pada hari ketiga InaRI Expo, Sabtu (29/10/2022) mengatakan kehadiran alat ini untuk membantu petani di Indonesia dalam penyemprotan pupuk.

Dengan fungsi utama sebagai spraying drone ia bisa membuat kerja petani menjadi lebih ringan. Sekali mengudara, alat serupa drone pada umumnya, bisa membawa muatan hingga 16 kg. 

Menggunakan baterai pintar Li-Po, drone ini bisa menyemprot cairan 1-1,5 hektar dalam sekali terbang. Penyemprotan pun bisa lebih merata dan menjangkau daerah-daerah sulit.

Rake Silverian, CTO INARO sedang menampulkan salah satu persoalan petani di Indonesia | dokpri
Rake Silverian, CTO INARO sedang menampulkan salah satu persoalan petani di Indonesia | dokpri

Menggunakan material karbon fiber yang ringan namun kokoh, drone ini bisa dikemudikan secara manual atau mandiri (autopilot). 

Tidak sampai di situ. Perusahaan ini juga mengembangkan drone yang memainkan fungsi pemetaan udara (spraying drone). Namanya, AEROpro tipe A dan AEROpro tipe BX.

Keduanya memiliki tampilan sederhana, dengan desain sayap yang mudah dibongkar dan dipasang sehingga mudah dibawa ke lokasi pemetaan. Beratnya, tak lebih dari 10 kg.

Menggunakan sistem VTOL, drone mirip pesawat mini ini mudah diterbangkan dengan area lepas landas dan pendaratan yang terbatas.

Menggunakan baterai Lithium Polymer, bisa mengudara selama 2 jam untuk melakukan pemetaan area hingga 2000 hektar. 

Menariknya, pengoperasiannya bisa dilakukan secara autonomous dengan radius hingga 30 km.

Memang, baik spraying drone dan mapping drone belum sepenuhnya dilepas ke pasaran dan digunakan secara masif di Tanah Air.

Di satu sisi, sebagaimana Rake Silverian terangkan, masih banyak petani yang belum melek teknologi. Dari 34 juta petani di Indonesia, sebagian besar masih mengandalkan sistem pertanian tradisional.

Tampilan “spraying drone” AEROpro Sprayer 16 (bawah) | dokpri
Tampilan “spraying drone” AEROpro Sprayer 16 (bawah) | dokpri

Di sisi lain, untuk memilikinya harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit yakni mencapai ratusan juta rupiah.

Hanya saja, Rake menganjurkan agar lebih mudah dijangkau, kepemilikannya bisa dilakukan menurut kelompok tani atau organisasi tertentu sebagaimana yang dilakukan pada sejumlah demplot atau percontohan di beberapa provinsi di Tanah Air.

Kehadiran teknologi ini sesungguhnya bisa membantu kerja para petani. Mulai dari penyemprotan pupuk atau pestisida secara efektif dan efisien, hingga pemetaan cuaca, tanah, hingga hama dengan hasil data yang sungguh presisi.

Menghadapi hama belalang yang sempat menghebohkan dunia pertanian Indonesia beberapa waktu lalu, mapping drone bisa ikut membantu untuk melakukan pemetaan jenis hama, fase pertumbuhan, dan data-data lain yang sangat penting untuk melakukan aksi penanggulangan.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun