Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal BRIN, Melihat dari Dekat InaRI Expo 2022, dan Terpukau pada Drone Penyemprot Pupuk

10 November 2022   05:18 Diperbarui: 10 November 2022   05:23 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu tonggak berdirinya BRIN yang terpampang di salah satu sisi arena pameran | dokpri

Menggunakan baterai Lithium Polymer, bisa mengudara selama 2 jam untuk melakukan pemetaan area hingga 2000 hektar. 

Menariknya, pengoperasiannya bisa dilakukan secara autonomous dengan radius hingga 30 km.

Memang, baik spraying drone dan mapping drone belum sepenuhnya dilepas ke pasaran dan digunakan secara masif di Tanah Air.

Di satu sisi, sebagaimana Rake Silverian terangkan, masih banyak petani yang belum melek teknologi. Dari 34 juta petani di Indonesia, sebagian besar masih mengandalkan sistem pertanian tradisional.

Tampilan “spraying drone” AEROpro Sprayer 16 (bawah) | dokpri
Tampilan “spraying drone” AEROpro Sprayer 16 (bawah) | dokpri

Di sisi lain, untuk memilikinya harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit yakni mencapai ratusan juta rupiah.

Hanya saja, Rake menganjurkan agar lebih mudah dijangkau, kepemilikannya bisa dilakukan menurut kelompok tani atau organisasi tertentu sebagaimana yang dilakukan pada sejumlah demplot atau percontohan di beberapa provinsi di Tanah Air.

Kehadiran teknologi ini sesungguhnya bisa membantu kerja para petani. Mulai dari penyemprotan pupuk atau pestisida secara efektif dan efisien, hingga pemetaan cuaca, tanah, hingga hama dengan hasil data yang sungguh presisi.

Menghadapi hama belalang yang sempat menghebohkan dunia pertanian Indonesia beberapa waktu lalu, mapping drone bisa ikut membantu untuk melakukan pemetaan jenis hama, fase pertumbuhan, dan data-data lain yang sangat penting untuk melakukan aksi penanggulangan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun