Dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhannya tak pernah sepi dan kelihatan masih awet terpelihara. Tidak terkecuali di antara kita.
Risiko
Masih dari postingannya soal rencana tersebut. Tarif tersebut tidak berlaku sama di setiap negara. Angkanya akan berbeda-beda tergantung kemampuan mayoritas warganya.
Harga berbeda-beda itu tidak akan mengurangi manfaat yang sama. Di balik status premium, akun tersebut akan diprioritaskan dalam setiap interaksi mulai dari "reply", "mention" hingga "search."
Konten yang diposting tidak lagi terbatas. Materi video dan audio bisa lebih panjang. Iklan akan lebih sedikit.
Elon tidak hanya ingin mendapat untung demi menambal kembali kantongnya. Ia ingin agar status yang selama ini dikejar di Twitter terbuka bagi banyak orang.
Ia mau memberangus stratifikasi yang selama ini, entah sadar atau tidak, sengaja atau tidak, terkonstruksi yang menempatkan akun terverifikasi pada puncak piramida kebanggaan dan prestise.
Siapa saja baik personal, organisasi, dan bisnis hanya perlu menyelesaikan urusan adminstrasi agar mendapat tanda istimewa itu. Hanya dengan uang, centang biru itu bisa didapat.
Apakah sesederhana itu? Tentu tidak. Hemat saya, kelonggaran untuk mendapat label verified tidak serta merta membuat segala sesuatu menjadi mudah.
Tentu untuk sampai pada tahap tersebut tidak hanya bermodalkan biaya langganan. Sejatinya, tanda tersebut menandakan suatu akun asli dan terverifikasi.
Elon sepertinya sadar di balik keputusan tersebut ada bahaya mengintai. Longgarnya proses verifikasi yang seakan-akan cukup bermodalkan uang bakal membuat Twitter semakin menjadi rimba raya tanpa sekat dan berbahaya. "Perang" komentar, postingan, hingga tagar bakal semakin liar.