Rachel/Trias begitu kesulitan membendung Liu Sheng Shu/Wang Ting Ge yang begitu bertenaga. Lawan yang berstatus non-unggulan itu benar-benar memanfaatkan senjata mereka untuk melancarkan serangan dengan power yang besar.
Rachel/Trias bermain terlalu hati-hati sejak awal pertandingan. Keduanya bermaksud menemukan cara terbaik agar bisa meredam lawan. Namun, lawan sepertinya tidak memberi kesempatan kepda Rachel/Trias.
Gim pertama, Liu/Wang hampir tanpa kesulitan meraih poin. Rachel/Trias berusaha bangkit di set kedua. Tertinggal 14-21 di gim pertama menuntut mereka bangkit.
Seperti diakui Trias, mereka hampir saja menemukan titik bangkit. Sayangnya, ketegangan yang terus membayang membuat momen kebangkitan itu malah menjauh.
"Tadi di gim kedua sebenarnya pola mainnya sudah ketemu tapi kami kurang sabar dan kurang tahan. Lalu malah penasaran mau coba pola gim pertama yang tidak berhasil," beber Rachel melansir situs resmi PBSI.
Patut duakui, Rachel/Trias harus menjalani pertandingan maraton sejak pekan lalu. Gagal menyumbang poin di partai krusial membuat mereka harus berjuang keras menebusnya di sektor individual.
Di babak semifinal, keduanya harus bermain tiga gim menghadapi pasangan Jepang unggulan 15 Rui Kiyama/Kanano Muroya. Di balik kemenangan rubber game 12-21, 21-19, 21-14 itu, stamina Rachel/Trias sesungguhnya kian tergerus.
Kalah stamina di partai pamungkas, membuat Rachel/Trias kemudian menyerah straight set 14-21, 16-21. Keduanya gagal mengukir sejarah, baik bagi karier mereka maupun sektor ganda putri.
Rachel/Trias menyamai pencapaian senior mereka tiga tahun lalu. Sektor ganda putri pun belum mampu "pecah telur" medali emas sejak turnamen ini digelar pada 1992 silam.
Putra/Patra Kecolongan