Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Pilar Ekonomi Itu Terancam, 5 Saran untuk UMKM agar Bertahan dari Resesi

23 Oktober 2022   10:05 Diperbarui: 23 Oktober 2022   10:21 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelaku UMKM | shutterstock via Kompas.com

 

Peran penting sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bagi perekonomian bangsa sudah tak diragukan lagi. Hal ini bisa mengacu pada berbagai referensi dan pengamatan, hingga dibuktikan dalam pengalaman sehari-hari.

Melansir bkpm.go.id, sekurang-kurangnya ada empat alasan. Pertama, UMKM adalah pilar ekonomi bangsa karena berkontribusi besar bagi PDB nasional.

Pada tahun 2020, 61,97 persen dari total PDB nasional berasal dari sektor tersebut. Bila dikonversi, angkanya mencapai Rp8.500 triliun.

Kedua, data Kementerian Koperasi dan UKM,  jumlah UMKM sangat signifikan saat ini. Jumlahnya mencapai 64,19 juta.

Angka tersebut menunjukkan banyak hal. Betapa besarnya sumbangsih pada PDB nasional, juga besarnya penyerapan tenaga kerja dan investasi.

Sektor yang bersifat padat karya ini disebut mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan menghimpun hingga 60,4 persen dari total investasi.

Bisa dikatakan, pertumbuhan sektor ini berbanding lurus dengan daya serap tenaga kerja, investasi, dan PDB. Maka, makin banyak UMKM maka makin banyak pula tenaga kerja yang diserap, investasi yang ditanam, hingga pendapatan yang diberikan.

Ketiga, UMKM langsung bersentuhan dengan masyarakat dari lapisan dan golongan terbesar di negeri ini.

Keberadaannya yang tersebar tidak hanya di perkotaan tetapi juga pedesaan bahkan hingga pelosok-pelosok. Ia juga bisa merangkul masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah.

Kehadirannya pun terkait dan terhubung dengan sektor-sektor primer seperti pertanian dan konsumsi.

Keempat, berbagai hal di atas kemudian menempatkan UMKM sebagai pilar penopang perekonomian bangsa dalam berbagai situasi, terutama saat krisis baik pandemi Covid-19 maupun ancaman resesi global. Pengalaman krisis eknomi tahun 1997/1198 sudah membuktikannya.

Menantang tantangan

Terkait poin terakhir, UMKM dianggap sebagai sektor yang bisa beradaptasi dengan aneka tantangan. Dengan pendekatan, perhatian, dan dukungan memadai, sektor ini bisa beradaptasi dengan setiap perubahan.

Namun, di balik tingkat fleksibilitasnya yang relatif tinggi itu, ada hal yang perlu digarisbawahi. Salah satunya tidak semua UMKM memiliki tingkat resiliensi yang tinggi.

Tantangan yang menuntut adaptasi dan perubahan, seperti terkait pola konsumsi barang dan jasa, belum sepenuhnya disikapi. Ada banyak hambatan di sana.

Setelah berjuang bangkit dari pandemi yang memberikan banyak pelajaran, kini sektor tersebut harus menghadapi tantangan baru yang tidak kalah menakutkan. Belum juga tegak berdiri, ancaman resesi global sudah mengintai.

Krisis ekonomi adalah kosa kata yang menjadi momok bagi setiap bisnis. Apalagi bagi sektor usaha kecil yang belum memiliki bantalan keuangan setebal perusahaan besar.

Sebelum benar-benar masuk dalam pusaran resesi, penting kiranya untuk mengembangkan strategi agar UMKM tetap eksis.

Saya membagikan beberapa strategi yang disampikan Katie Lundin, seorang spesialis pemasaran dan branding dalam tulisannya di cpapracticeadvisor.com (5/5/2020). Tentu, strategi ini akan lebih tertuju pada aspek pemasaran sebagaimana yang menjadi keahliannya.

Pertama, fokus pada kompetensi inti, entah produk atau layanan utama dan sangat dikuasai. Alih-alih melakukan ekspansi dan mengambil jalur baru penting untuk fokus pada produk dan layanan terbaik.

Bentuknya bisa berupa penyaluran perhatian dan anggaran pada produk atau layanan yang diketahui bisa memberikan performa maksimal. Juga mengurangi atau menekan anggaran untuk hal yang lebih lemah.

Terus gencar mempromosikan produk atau layanan terbaik atau terkuat dan jika memungkinkan menemukan cara untuk menghasilkan tambahan pemasukan dari produk atau layanan utama.

Kedua, kata kunci adalah pemasaran. Penting untuk tetap menjaga perhatian pelanggan agar tidak sampai berpaling dari produk atau layanan tertentu.

Dalam situasi resesi, banyak hal bisa terdistraksi. Perhatian orang bisa teralihkan ke sesuatu yang lain. Jangan sampai produk atau layakan kita ikut menjadi korban.

Dalam konteks saat ini, jalur online adalah pilihan yang niscaya. Perlu ada anggaran untuk pemasaran digital. Entah mengirim email teratur yang menarik, menindaklanjuti prospek yang sempat terhenti, berikan tawaran atraktif kepada pelanggan lama, hingga secara teratur membagikan informasi di sosial media.

Ketiga, saat resesi margin keuntungan bisa menjadi kian tipis. Dalam situasi seperti itu perlu menjaga arus kas agar tetap sehat. Jangan sampai aliran uang mengering. Hal ini bisa menjadi kabar buruk.

Hal ini mengandaikan pelaku UMKM benar-benar paham bagaimana melakukan penilaian dan evaluasi. Sulit membayangkan bila ia sampai tidak memahami angka-angka yang jelas akan membuatnya sulit bertahan di tengah situasi pelik.

Untuk itu, perlu menjaga pengeluaran dari hal-hal yang tidak perlu. Sebelum bencana ekonomi itu benar-benar menerjang, baiklah untuk mulai melakukan audit pengeluaran.

Mencari tahu layanan atau sumber daya yang dariny anggaran pengeluarkan bisa dipangkas, lalu dialihkan ke hal-hal yang memang sungguh diperlukan terkait jalannya roda bisnis sehari-hari.

Selain itu, bisa melakukan renegosiasi perjanjian dengan vendor untuk mendapatkan syarat yang lebih adil.

Di tengah situasi sulit yang menjepit dari berbagai sisi dan menerjang setiap sektor, pilihan terbaik yang bisa diambil adalah menghasilkan perjanjian dengan harga yang lebih kompetitif, syarat pembayaran yang lebih fleksibel, hingga berbagai kemudahan untuk pembayaran.

Keempat, terkait poin pertama, dalam situasi resesi setiap orang akan menekan pengeluaran. Jelas, sulit bagi UMKM untuk mendapat pelanggan baru dengan mudah.

Untuk itu, sekiranya penting untuk fokus pada pelanggan yang sudah ada. Memperlakukan mereka sebagai aset yang perlu didukung, dihormati, dan dihargai.

Membangun hubungan yang baik agar tercipta loyalitas yang niscaya tidak hanya berlangsung dalam situasi sulit semata, tetapi bisa bertahan lebih lama dari itu.

Penting menempatkan aspek loyalitas pelanggan pada level tertentu. Cari tahu bila ada masalah dan berupaya segera menyelesaikannya. Begitu juga, menarik dan merangkun kembali pelanggan lama yang sempat hilang.

Kelima, saat resesi banyak hal akan terjadi. Biduk UMKM akan terombang-ambing di lautan krisis. Dalam situasi seperti itu, kapal harus dijaga agar jangan sampai hilang kendali, apalagi karam.

Berbagai kemungkinan buruk bakal terjadi. Harus siap untuk mengambil keputusan-keputusan sulit.

Tentu butuk fokus dan waktu tersendiri. Perlu untuk menyingkirkan hal-hal yang bisa mencuri perhatian apalagi produktivitas.

Katie Lundin menganggap penting untuk mulai mendelegasikan tugas yang bisa diserahkan kepada karyawan lain. Selain delegasi, juga otomatisasi untuk penyelesaikan tugas berulang secara efisien yang hemat biaya. 

Hal lain yang diperlukan adalah mental. Selain unsur-unsur teknis, faktor non teknis seperti sikap pantang menyerah, berani menghadapi tantangan, dan siap melakukan adaptasi dan perubahan juga dibutuhkan.

Wahai pelaku UMKM, sudah siapkah Anda untuk terjun ke dalam arus deras resesi? Apa saja yang sudah, sedang, dan akan Anda lakukan agar perahumu bisa melewati badai ini?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun