Keempat, terkait poin pertama, dalam situasi resesi setiap orang akan menekan pengeluaran. Jelas, sulit bagi UMKM untuk mendapat pelanggan baru dengan mudah.
Untuk itu, sekiranya penting untuk fokus pada pelanggan yang sudah ada. Memperlakukan mereka sebagai aset yang perlu didukung, dihormati, dan dihargai.
Membangun hubungan yang baik agar tercipta loyalitas yang niscaya tidak hanya berlangsung dalam situasi sulit semata, tetapi bisa bertahan lebih lama dari itu.
Penting menempatkan aspek loyalitas pelanggan pada level tertentu. Cari tahu bila ada masalah dan berupaya segera menyelesaikannya. Begitu juga, menarik dan merangkun kembali pelanggan lama yang sempat hilang.
Kelima, saat resesi banyak hal akan terjadi. Biduk UMKM akan terombang-ambing di lautan krisis. Dalam situasi seperti itu, kapal harus dijaga agar jangan sampai hilang kendali, apalagi karam.
Berbagai kemungkinan buruk bakal terjadi. Harus siap untuk mengambil keputusan-keputusan sulit.
Tentu butuk fokus dan waktu tersendiri. Perlu untuk menyingkirkan hal-hal yang bisa mencuri perhatian apalagi produktivitas.
Katie Lundin menganggap penting untuk mulai mendelegasikan tugas yang bisa diserahkan kepada karyawan lain. Selain delegasi, juga otomatisasi untuk penyelesaikan tugas berulang secara efisien yang hemat biaya.Â
Hal lain yang diperlukan adalah mental. Selain unsur-unsur teknis, faktor non teknis seperti sikap pantang menyerah, berani menghadapi tantangan, dan siap melakukan adaptasi dan perubahan juga dibutuhkan.
Wahai pelaku UMKM, sudah siapkah Anda untuk terjun ke dalam arus deras resesi? Apa saja yang sudah, sedang, dan akan Anda lakukan agar perahumu bisa melewati badai ini?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI