Kemajuan teknologi dan internet seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, ia menghadirkan kita beragam kemudahan. Di sisi berbeda, menjadi ladang bertumbuhnya aneka kejahatan siber dengan phising salah satunya.
Penting untuk menyelaraskan diri dengan derap perubahan, menimba manfaat sebesar-besarnya dan semakin arif menghindarkan diri dari berbagai tipu muslihat.
Pertama, bila kita pengguna atau nasabah bank tertentu, baiklah untuk mengingat setiap kontak resmi. Nomor telpon resmi, misalnya HALO BCA dengan tanpa alawan 021 atau +62.Â
Tip untuk nomor seperti ini, sebaiknya tidak disimpan di kontak atau buku telpon, agar nomor bisa terlihat jelas saat ada panggilan masuk.
Begitu juga nomor WA resmi. Pastikan ada centang hijau di samping nomor atau nama kontak, bukan di dalam foto profil atau deskripsi kontak. Selain dari itu, bisa dipastikan nomor tersebut palsu.
Kedua, penting kiranya mengendalikan diri ketika ada informasi dan panggilan yang bisa memantik kecemasan atau kebahagiaan. Pelaku biasanya memainkan perasaan tersebut untuk melancarkan aksinya.
Sinterklas hanya ada dalam dongeng. Kondisi dunia yang semakin sulit seperti saat ini mustahil memunculkan dewa penolong dan Dewi Fortuna yang menawarkan Anda jutaan rupiah secara cuma-cuma.
Begitu juga, setiap kali ada telepon atau pesan yang mencurigakan jangan cepat bertindak dan terpancing untuk mengklik link apapun yang dikirim. Â Baiklah untuk meminta pendapat dan berkonsultasi dengan orang terdekat yang bisa diandalkan terlebih dahulu.
Ketiga, bagi yang memiliki aplikasi atau versi mobile, pastikan setiap transaksi hanya diakses melalui aplikasi tersebut bukan melalui link apapun.
Melansir Kompas.com (19/2/2022), ciri phising yang bisa cepat dikenal antara lain tautan yang terlalu singkat dan asing; alamat email tidak dikenal dan menggunakan domain yang tidak umum (contoh: @xxx.cg); ejaan dan tata bahasa buruk; template website mirip situs resmi namun informasi di dalamnya mencurigakan; dan saat diklik segera muncul peringatan keamanan dari browser yang sudah diproteksi dari phising dan malware.
Keempat, penting menjaga kerahasiaan data atau informasi pribadi. Nomor kartu kredit, PIN, CVV/CVC, OTP (One Time Password), kata sandi, dan data-data keuangan dan pribadi lainnya hanya perlu diketahui Anda sendiri atau orang terdekat yang bisa dipercaya.