Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Saya Terlalu Tua untuk Jalan Kaki" dan Siasat Menaklukkan 5 Alasan Klise Ini

15 Oktober 2022   10:56 Diperbarui: 15 Oktober 2022   10:57 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi olahraga dengan berjalan kaki: shutterstock via kompas.com

Tidak. Sekali lagi, tidak. Biasanya, orang yang menggunakan alasan tersebut adalah yang tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik.

Olahraga belum menjadi bagian dari keseharian hidup kelompok ini. Mager singkatan untuk malas gerak sudah begitu memenjarakan.

Jalan kaki sesungguhnya adalah jenis olahraga yang paling sederhana, mudah, dan murah. Bisa dilakukan oleh orang dari segala usia dan kondisi fisik, kecuali orang yang sedang mengalami masalah kesehatan serius yang tidak dianjurkan untuk bergerak.

Bila usia benar-benar jadi alasan, patut disadari jalan kaki adalah pilihan terbaik untuk membuat tubuh tetap bugar meski usia semakin uzur.

Dengan tetap beraktivitas ringan seperti ini akan membantu lancarnya kerja metabolisme tubuh. Begitu juga kardiovaskuler, mobilitas, dan otot kita sehingga tidak lekas mengalami masalah.

Untuk mendorong orang yang merasa terlalu tua untuk berjalan kaki bisa dimulai dengan jarak, intensitas, dan waktu yang singkat. Mulai perlahan-lahan dan barulah menyesuaikan jarak dan tingkat keseringan.

Bisa pula dilakukan bersama orang lain agar semangat lebih terdongkrak. Seorang kakek atau nenek akan terbakar semangatnya saat ditemani anak atau cucu kesayangan.

Begitu juga mereka yang muda tetapi sudah merasa terlalu tua untuk berjalan kaki bisa melakukannya dalam kelompok, ditemani orang-orang tersayang, atau ditemani anjing kesayangan untuk mendapatkan tambahan stimulus.

Alasan mana yang kerap Anda pakai sebagai senjata andalan untuk menghindari jalan kaki? Bila tidak termasuk yang disebutkan di atas, Anda bisa membaginya di kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun