Kesalahan individu, buruknya koordinasi, hingga renggangnya barikade membuat lawan bisa leluasa bergerak dan mengirim umpan-umpan berbahaya ke kotak penalti.
Kuartet Sergi Roberto (kemudian digantikan Frank Kessie di menit ke-72), Garcia, Pique, dan Marcos Alonso (kemudian digantikan Alex Balde di menit ke-72) belum memberikan harapan positif dan menunjukkan keseimbangan yang harmonis dengan lini tengah dan depan.
Kehadiran Raphinha di musim panas berikut Lewandowski perlahan-lahan mengangkat level permainan tim. Sayangnya, mewah dan bagusnya lini depan Barca, belum mampu ditopang oleh sektor lain, terutama pertahanan.
Barcelona masih terlindung dari kemalangan. Buruknya lini belakang hanya berujung tiga gol. Bila tidak, maka, sekali lagi, untuk musim kedua secara beruntun, Barcelona dipastikan tersingkir di fase grup.
Sebuah isyarat jelas, setelah 17 tahun Barca harus membangun kembali kekuatannya untuk bersaing di level Eropa. Krisis finansial dan hengkangnya Lionel Messi ikut memperburuk keadaan. Investasi jor-joran yang berani di tengah situasi pelik itu, ternyata bukan jalan ninja.
Xavi datang sebagai penyelamat. Harapannya, tentu bisa membawa kembali tim tersebut keluar dari kubangan sesegera mungkin. Mendongkrak kualitas dan mental para pemain muda berusia 20-an tahun agar bisa berpadu dengan para pemain senior yang sudah kepala tiga.
Sayangnya, kurangnya para pemain di usia-usia emas membuat tim tersebut seperti kehilangan keseimbangan. Terlalu bergantung pada pemain yang baru berkembang dan belum teruji di satu sisi. Dan menyerahkan tanggung jawab kepada para pemain yang terlalu matang di sisi berbeda.
Komposisi tim antara pemain yang terlalu muda dan terlalu senior membuat Xavi harus berjuang lebih keras. Ia pun mahfum, tim ini belum sepenuhnya siap untuk kembali ke Liga Champions.
Salah Fenomenal
Ia baru masuk lapangan di menit 68, menggantikan Darwin Nunez. Akhir pekan lalu, saat dikalahkan Arsenal di pekan ke-10 Liga Premier Inggris, ia hanya mendapat 69 menit bermain sebelum digantikan Fabinho.
Mohamed Salah menjadi sorotan. Ia dianggap mulai kehilangan ketajamannya. Klopp pun tidak lagi memberi menit bermain sepenuhnya.