Kedua, bagaimana bila makanan kaleng tak terhindarkan? Membilas setiap makanan terlebih dahulu.
Eksperimen tahun 2020 yang diterbitkan oleh Cambridge University Press menemukan bahwa membilas sayuran kaleng cukup efektif mengurangi BPA. Tindakan tersebut juga bisa menurunkan paparan bahan kimia hampir tiga kali lipat.
Selain itu, membilas makanan juga berfungsi mengurangi berbagai zat tambahan lain seperti natrium atau gula.
Ketiga, jangan panaskan makanan di wadah plastik. BPA bisa terurai di suhu tinggi sehingga jumlah bahan kimia yang larut dalam makanan atau minuman bisa meningkat dalam wadah plastik yang dipanaskan.
Jelas, memanaskan makanan dalam wadah plastik di microwave bisa meningkatkan risiko terkena BPA.
Begitu juga botol air plastik yang bisa mengeluarkan BPA saat digunakan kembali dalam suhu tinggi. Karena itu, dianjurkan untuk mengganti wadah plastik dengan kaca atau baja tahan karat.
Keempat, memilih peralatan makan non-plastik. Tidak sedikit perlatan makan mulai dari mug, senduk, piring, wajan, dan sebagainya yang terbuat dari plastik.
Produk-produk ini paling umum dan selalu terkait langsung dengan aktivitas konsumsi masyarakat dan selalu ditemui sehari-hari.
Mengingat potensi bahan kimia yang keluar dari produk ini akan meningkat saat tergores, rusak, atau dipanaskan, maka menyimpan peralatan semakin lama, dan secara sengaja menggunakannya bukanlah pilihan yang bijak. Baiklah untuk mengkonversi ke material kaca atau keramik.
Kelima, meneliti setiap produk yang dibeli. Tidak hanya jenis dan komposisi bahannya, juga keterangan atau informasi seputar BPA itu.
Tindakan ini tentu gampang-gampang susah. Tidak semua produk menyertakan informasi tersebut secara gamblang.