Indonesia sebenarnya sempat memberikan beberapa ancaman, terutama dari serangan balik. Eko melepaskan tendangan jarak dekat yang bisa diantisipasi Saeid Momeni. Setelah itu giliran Reza Gunawan yang melepaskan tendangan namun belum mengenai sasaran.
Iran sebenarnya cukup kewalahan ketika Indonesia langsung mengawali babak kedua dengan permainan cepat. Sayangnya, situasi ini membuat Iran bisa memanfaatkan celah yang ditinggalkan di lini pertahanan.
Iran pun mampu mencetak gol keempat di menit ke-23 berkat upaya Abassi. Dua menit kemudian, Hossein Tayebibidgoli kembali merobek gawang Indonesia. Gol ini berawal dari umpan terobosan Oladghobad yang memungkinkan pemain yang dua kali menjadi pencetak gol terbanyak Piala Asia Futsal itu bisa menjebol gawang Indonesia.
Iran hampir saja mengunci kemenangan 6-0 bila saja tendangan Tayebibidgoli dari titik penalti di menti ke-28 tidak diblok Muhamad Nazil.
Patut diakui Iran memang lebih berpengalaman. Selain skill dan fisik yang bagus, mereka juga memiliki kejelian membaca permainan Indonesia. Skema power play yang sempat diterapkan Indonesia terbukti bisa diantisipasi.
Kemenangan ini lebih dari cukup memberikan Iran tiga poin penting demi mengamankan posisinya sebagai tim unggulan.
Bagi Indonesia kekalahan ini sungguh mencolok, menunjukkan perbedaan kualitas di antara kedua tim, sekaligus pelajaran untuk mempersiapkan diri lebih baik menghadapi Lebanon dan Taiwan di dua laga berikutnya.
Syarat lolos
Di pertandingan lainnya di grup ini, Taiwan berhasil mengimbangi Lebanon. Kedua tim mengakhiri laga dengan skor identik, 1-1.
Taiwan lebih dahulu memimpin melalui Huang Wei-lun sebelum Mouhammad Hammoud menyamakan kedudukan sebelum turun minum.
Lebanon memiliki prestasi yang lebih baik di pentas ini ketimbang Taiwan. Namun, Taiwan begitu berbahaya saat menyerang. Beberapa kali Taiwan mampu merepotkan gawang Lebanon.