Berbagai pihak ikut bersuara, mulai dari rakyat kecil hingga kalangan pejabat, mulai dari netizen hingga wakil rakyat.
Tidak sedikit yang terang-terangan berkata tidak pada rencana tersebut. Banyak alasan disampaikan. Banyak keberatan muncul dari pengalaman nyata.
Salah satu tokoh publik yang berada dalam barisan penolak adalah Mulan Jameela. Itu terjadi saat rapat kerja Komisi VII dengan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Eeltronika (ILMATE) Kemenperin, Rabu (21/9/2022) lalu.
Mulan bersuara serentak sebagai bagian dari kelompok "emak-emak" galau. Perkakas pendukung kompor listrik tidak murah. Alih jenis kompor maka wajan cekung tak bisa terpakai.
Selain itu, kompor listrik tidak cocok untuk menjaga cita rasa masakan Indonesia. Beda rasa masakan dengan kompor listrik dan elpiji.
Tak kalah penting. Anggaran akan dikeluarkan dalam jumlah besar, tidak hanya untuk mendukung aktivitas masak pakai kompor listrik, meninggalkan kenangan dan kebiasaan pakai kompor gas, juga biaya operasional untuk kebutuhan sehari-hari.
Maksud baik pemerintah untuk menekan impor gas elpiji serta membantu mengatasi "oversupply" PLN, tidak seharusnya membebankan masyarakat. Belum saatnya untuk melakukan migrasi. Banyak hal yang sejatinya perlu disiapkan.
Kemenangan Kita
Suara Mulan sebenarnya suara kita. Selain kapasitasnya sebagai wakil rakyat yang bertanggung jawab untuk bersuara demi dan atas nama rakyat, suaranya adalah representasi dari kelompok kelas menengan dan miskin di Tanah Air.
Kondisi ekonomi sedang sulit dengan inflasi yang sudah, sedang, dan akan menerjang dengan dampak pada semua sektor kehidupan.