Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belanja Rp32 Triliun Liga Inggris dan 4 Alasan Aubameyang Sanggup Patahkan "Kutukan" Nomor 9 Chelsea

3 September 2022   05:51 Diperbarui: 4 September 2022   14:47 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pierre-Emerick Aubameyang mengenakan nomor keramat di Chelsea: TWITTER.COM/CONNCFC  via bolasport.com

 Apakah ada yang menarik dari bursa transfer musim panas 2022 yang baru saja ditutup?

Tentu. Beberapa dari antaranya adalah geliat klub-klub Liga Primer Inggris yang berlangsung hingga hari terakhir (deadline day) dan sejumlah pemain yang kemudian berganti seragam.

Terkait hal pertama, Liga Inggris kembali menegaskan diri sebagai kompetisi yang royal dan berani jor-joran. Sejumlah klub dengan kekuatan finansial yang mumpuni tak segan merogoh kocek dalam-dalam demi kedalaman skuad.

Dari hasil kalkulasi, seperti bisa kita temukan dari berbagai pemberitaan, uang yang dikeluarkan klub-klub Liga Inggris kali ini mencapai 1,9 miliar poundsterling. Bila dikonversi, akan menyentuh angka Rp32,6 triliun. Fantastis!

Nominal tersebut kemudian memecahkan rekor belanja dalam satu bursa transfer. Sebelumnya, jumlah tertinggi yang pernah dibelanjakan adalah 1,4 miliar poundsterling. Itu terjadi pada 2017 silam.

Uang tersebut jauh lebih banyak dari yang dikeluarkan klub-klub dari liga-liga top Eropa lainnya. Bahkan, bila belanja LaLiga, Serie A, dan Bundesliga digabung, jumlahnya tetap tak bisa mengalahkan Liga Inggris.

Membengkaknya anggaran belanja Liga Inggris kali ini tidak lepas dari geliat hampir separuh kontestan Liga Primer Inggris yang seperti tak mau kalah untuk mendatangkan pemain incaran. Dari 20 klub peserta, sembilan di antaranya berbelanja dengan anggaran lebih dari 100 juta poundsterling.

Idrissa Gueye, Manuel Akanji, Arthur Melo, dan Antony yang merapat ke EPL pada deadline day: bbc.com
Idrissa Gueye, Manuel Akanji, Arthur Melo, dan Antony yang merapat ke EPL pada deadline day: bbc.com

Tidak mengherankan bila saat ini Liga Primer Inggrsi menjadi kawah candradimuka para pemain top dari berbagai penjuru dunia.

Liga Inggris kian menegaskan statusnya sebagai kompetisi yang paling menjanjikan kemakmuran bagi para pemain, sekaligus paling kompetitif dengan tingkat persaingan antarklub yang begitu ketat.

Berbelanja pemain sudah bukan lagi sekadar pemenuhan keinginan dan ambisi pemilik atau pelatih, tetapi sudah menjadi kebutuhan. Bila ingin bersaing, maka berbelanjalah sebanyak mungkin.

Kutukan di Chelsea

Dari daftar klub yang paling banyak mengeluarkan uang, Chelsea berada di posisi teratas. The Blues menghabiskan 251 juta poundsterling, lebih banyak dari Manchester United (214 juta poundsterling), West Ham United (163 juta poundsterling), Tottenham Hotspur (152 juta poundsterling), dan Nottingham Forest (145 juta poundsterling).

Klub London Barat itu seperti ingin menandai kembalinya era kejayaan setelah dalam setahun terakhir mengalami tekanan finansial akut, buntut dari invasi Rusia ke Ukraina hingga menyeret sang pemilik Roman Abramovich ke pintu keluar.

Todd Boehly mau menunjukkan bahwa dirinya juga bisa menginvestasikan banyak uang, seperti pemilik sebelumnya.

Pelatih Thomas Tuchel pun ketiban durian runtuh. Setidaknya ia mendapat dana lebih dari cukup untuk bongkar pasang pemain. Manajer asal Jerman itu bisa membeli pemain yang diinginkan demi membentuk skuad impian.

Chelsea kemudian mendatangkan 12 pemain baru.  Tidak ada lini yang tidak memiliki amunisi baru.

Uang paling banyak dikeluarkan menjelang batas akhir untuk merekrut Wesley Fofana. Eks bek tengah Leicester City itu diikat kontrak jangka panjang: tujuh tahun. Ia diharapkan menjadi penerus Claude Makelele dan Marcel Desailly.

Fofana bergabung dengan Denis Zakaria, Pierre-Emerick Aubameyang, Marc Cucurella, Raheem Sterling, Kalidou Koulibaly dan beberapa pemain muda seperti Zak Sturge, Omari Hutchinson dan Tyler Dibling dengan mahar yang tak diungkap ke publik.

Sterling yang diboyong dari Manchester City kemudian dikontrak lima tahun dan diberi gaji besar.  Pemain yang menorehkan catatan sebagai top skor kedua dalam sejarah The Citizen setelah Sergio Aguero bertujuan untuk menambah daya gedor.

Koulibaly yang usianya tak muda lagi didatangkan dari Napoli. Ia diberi kontrak empat tahun.  Kehadiran sosok yang sudah dicintai para penggemar Partenopei itu diharapkan bisa memperkuat lini belakang.

Tak sampai di situ. Cucurella pun direkrut dari Brighton & Hove Albion untuk memastikan barisan belakang memiliki cukup opsi. Cucurella akan memainkan peran penting sebagai bek sayap.

Zakaria dipinjam semusim dari Juventus untuk memperkuat lini tengah. Bila ia bermain baik, maka Chelsea akan mengaktifikan klausul pembelian permanen setahun berselang.

Auba Melawan Kutukan

Pemain lain yang patut disorot adalah Aubameyang. Ia belum lama hijrah dari Liga Inggris, kompetisi yang diarunginya sejak 2018-2022, untuk bergabung dengan Barcelona.

Eks kapten Arsenal itu sepakat dengan kontrak dua tahun dan harus berganti tempat dengan Marcos Alonso yang bergerak ke arah berlawanan.

Barca tidak ragu untuk membiarkan pemain yang baru didatangkan pada Februari itu pergi. Selain sudah memiliki cukup pilihan di lini depan, termasuk dengan hadirnya Robert Lewandowski, hijrahnya Auba mendatangkan cuan.

Saat diboyong dari Arsenal, Barca tak mengeluarkan uang karena mendapatnya secara gratis. Kini Chelsea harus mengeluarkan uang untuk Barca.

Selain soal manuver yang berlangsung begitu cepat, kembalinya Auba ke Liga Inggris juga memantik tanda tanya. Apakah ia akan sukses pada kesempatan kedua?

Auba mendapat nomor punggung 9. Nomor ini sempat kosong setelah Romelu Lukaku kembali ke Inter Milan.

Chelsea rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk memulangkan Lukaku pada Agustus 2021. Namun, kenyataan tak seindah harapan. Ia hanya mencetak delapan gol, bermasalah dengan Tuchel, hingga kemudian hengkang.

Bomber asal Belgia itu kemudian mengisi daftar pemain depan bernomor 9 yang gagal bersinar di Chelsea. Ada Alvaro Morata, Fernando Torres, hingga Radamel Falcao.

Aubameyang mengisi daftar pengguna nomor 9 di Chelsea: dailymail.co.uk
Aubameyang mengisi daftar pengguna nomor 9 di Chelsea: dailymail.co.uk

Nomor 9 kemudian dianggap sebagai nomor yang mendatangkan "kutukan." Apakah Auba akan termakan "kutukan" yang sama atau ia sanggup mematahkannya?

Pertama, patut dicatat, Auba bukan baru pertama mengenakan nomor 9. Ia pernah mengenakan nomor 9 di Saint-Etienne dan Dijon di Liga Prancis, sebelum mendapatkan nomor 14 di Arsenal dan 17 di Barcelona.

Kedua, tidak sedikit pemain Arsenal yang nyebrang ke Chelsea, terlepas dari nomor punggungnya, berhasil meraih kesuksesan. Beberapa pemain bisa disebut sebagai contoh.

Nicolas Anelka (1997-199 di Arsenal) kemudian merasakan manisnya juara Liga Inggris dan dua kali angkat trofi Piala FA saat berseragam Chelsea (2008-2012).

Asheley Cole (2000-2006 bersama Arsenal) juga meraih prestasi saat membela Chelsea (2014-2019).

Pemain lain yang patut disebut adalah Cesc Fabregas.  Pada periode 2014-2019, eks pemain timnas Spanyol yang memperkuat Arsenal sejak 2004-2011 itu bisa membantu Chelsea merengkuh dua trofi Liga Inggris, dan masing-masing sekali menjuarai Piala FA, Piala Carling, dan Liga Europa.

Kita tak bisa melupakan Oliver Giroud. Pemain asal Prancis itu malah bisa merasakan gelar yang tak bisa ia rasakan selama memperkuat Arsenal pada 2012-2018 yakni Liga Champions dan Liga Europa.

Ketiga, Auba yang sudah berusia 33 tahun belum juga kehilangan ketajamannya. Mungkin ia akan sulit untuk menjadi seproduktif saat bermain untuk Arsenal dengan 68 gol dalam 128 pertandingan di Liga Inggris.

Selain usia yang tak muda lagi, Auba akan bersaing dengan para pemain yang jauh lebih muda. Ia akan ditantang untuk beradu fisik dan stamina dengan bek-bek lawan.

Namun, Auba tetap diperhitungkan. Belum sampai setahun di Nou Camp, ia mampu menyumbang 13 gol dalam 23 laga di semua kompetisi.

Auba membuktikan diri sebagai pemain yang bisa beradaptasi dengan kompetisi berbeda, sama seperti saat bermain di Prancis dan Jerman.

Keempat, selain sudah mengenal seluk beluk Liga Inggris, Auba akan mendapat dukungan penuh dari Tuchel yang pernah bekerja sama di Dortmund. Tidak hanya itu. Ia akan kembali reuni dengan Christian Pulisic. Tuchel dan Pulisic akan menjadi andalan Auba di masa-masa adaptasi.

Memang Auba harus sadar. Situasi saat itu sudah jauh berbeda. Ia akan berada di tengah-tengah lingkungan yang sungguh berbeda, tidak seperti saat di Bundesliga.

Ia akan menghadapi tantangan yang lebih sulit dengan usianya yang semakin menua. Bagaimana kebugaran fisik menjadi salah satu prasyarat.

Chelsea yang sudah mengeluarkan banyak uang jelas memiliki target tersendiri. Bisa jadi itu memberi tekanan ekstra pada Tuchel dan para pemain. Tidak terkecuali Auba.

Sekali lagi, apakah Auba benar-benar mampu membalikkan cerita horor nomor 9 di Chelsea? Nomor punggung hanyalah angka di seragam. Waktulah yang akan membuktikan entah angka itu benar-benar keramat pada Auba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun