Nomor 9 kemudian dianggap sebagai nomor yang mendatangkan "kutukan." Apakah Auba akan termakan "kutukan" yang sama atau ia sanggup mematahkannya?
Pertama, patut dicatat, Auba bukan baru pertama mengenakan nomor 9. Ia pernah mengenakan nomor 9 di Saint-Etienne dan Dijon di Liga Prancis, sebelum mendapatkan nomor 14 di Arsenal dan 17 di Barcelona.
Kedua, tidak sedikit pemain Arsenal yang nyebrang ke Chelsea, terlepas dari nomor punggungnya, berhasil meraih kesuksesan. Beberapa pemain bisa disebut sebagai contoh.
Nicolas Anelka (1997-199 di Arsenal) kemudian merasakan manisnya juara Liga Inggris dan dua kali angkat trofi Piala FA saat berseragam Chelsea (2008-2012).
Asheley Cole (2000-2006 bersama Arsenal) juga meraih prestasi saat membela Chelsea (2014-2019).
Pemain lain yang patut disebut adalah Cesc Fabregas. Â Pada periode 2014-2019, eks pemain timnas Spanyol yang memperkuat Arsenal sejak 2004-2011 itu bisa membantu Chelsea merengkuh dua trofi Liga Inggris, dan masing-masing sekali menjuarai Piala FA, Piala Carling, dan Liga Europa.
Kita tak bisa melupakan Oliver Giroud. Pemain asal Prancis itu malah bisa merasakan gelar yang tak bisa ia rasakan selama memperkuat Arsenal pada 2012-2018 yakni Liga Champions dan Liga Europa.
Ketiga, Auba yang sudah berusia 33 tahun belum juga kehilangan ketajamannya. Mungkin ia akan sulit untuk menjadi seproduktif saat bermain untuk Arsenal dengan 68 gol dalam 128 pertandingan di Liga Inggris.
Selain usia yang tak muda lagi, Auba akan bersaing dengan para pemain yang jauh lebih muda. Ia akan ditantang untuk beradu fisik dan stamina dengan bek-bek lawan.
Namun, Auba tetap diperhitungkan. Belum sampai setahun di Nou Camp, ia mampu menyumbang 13 gol dalam 23 laga di semua kompetisi.