Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Menyoal Kegagalan Minions, Peluang Ginting Kontra Axelsen, dan Skenario 2 "Perang Saudara" di Semifinal BWC 2022

25 Agustus 2022   21:58 Diperbarui: 26 Agustus 2022   08:17 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Statistik Ginting vs Axelsen: tournamentsoftware.com

Indonesia hanya menyisahkan empat wakil di babak perempat final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2022. Dua sektor kini menjadi tumpuan meraih medali: ganda putra dan tunggal putra.

Salah satu kejutan terjadi saat Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo tersandung di babak 16 besar. Menghadapi Ben Lane/Sean Vendy di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Kamis (25/8/2022), unggulan pertama ini takluk straight set, 15-21 dan 9-21.

Kekalahan pasangan berjuluk Minions itu sangat telak. Lawan yang berada di peringkat 17 dunia sukses memanfaatkan kondisi Minions yang sedang tidak stabil.

Koh Sinyo, panggilan akrab Marcus Gideon yang belum sepenuhnya pulih pasca-operasi di pergelangan kaki kiri pada April lalu di Portugal berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik. Sinyo mengaku kondisinya baru mencapai 90 persen.

Sinyo yang lebih senior dari Kevin sampai rela kehilangan enam kilogram agar bobot tubuh tidak sampai membebani cedera kembali terlihat dalam versi mendekati prima. Smes dan penguasaan lapangan diupayakan semaksimal mungkin.

Keduanya berusaha mengejar ketertinggalan di gim pertama dan membuat skor sama kuat 7-7. Pasangan Inggris kembali mengambil momentum untuk memimpin 11-7 di interval gim.

Banyaknya kesalahan sendiri justru membuat Lane/Vendy semakin di atas angin. Mereka bisa merebut set pertama dengan selisih poin yang cukup jauh.

Minions yang biasanya memiliki semangat juang dan mental baja untuk mengejar ketertinggalan tidak menampakan diri di gim kedua.

Poin demi poin berhasil direbut Lane/Vendy hingga memimpin sangat jauh 4-11 saat jeda. Tekanan pada Minions semakin besar. Kevin yang biasanya tampil dengan banyak trik dan akal untuk meraih poin seperti kehilangan semangat.

Situasi ini membuat perjuangan Sinyo untuk mengatasi ketertinggalan seperti bertepuk sebelah tangan. Kesalahan demi kesalahan, apalagi eror yang tidak perlu, membuat Minions kian terpuruk.

Lane/Vendy terus menekan, meraih banyak keuntungan, hingga mampu mengunci pertandingan dengan selisih poin signifikan.

"Hari ini mainnya tidak keluar semua. Tertekan sejak awal dan kita tidak bisa keluar dari tekanan itu. Tidak menyangka hasilnya akan seperti ini. Pastinya sedih dan kecewa, kita ingin juara dunia dan sudah coba mengeluarkan kemampuan terbaik tapi memang mungkin belum rezeki," begitu Sinyo meratapi kekalahan mereka.

Minions seperti kembali terperangkap "kutukan." Belum berhasil berbicara banyak di kejuaraan akbar sekelas Kejuaraan Dunia dan Olimpiade, bertolak belakang dengan performa, prestasi, dan hasil baik mereka dalam lima tahun terakhir di berbagai turnamen lain yang begitu mentereng.

Kemenangan ini membuat Lane/Vendy menyamakan skor pertemuan dengan Minions menjadi 1-1 dan berhak atas tiket ke babak delapan besar.

Ginting "pecah telor"

Permainan net Anthony Sinisuka Ginting berusaha disambar Shi Yuqi. Upaya tersebut gagal. Ginting sukses meraih poin kemenangan dalam pertandingan rubber game berdurasi satu jam lebih itu.

Senyum Ginting mengembang. Lawannya asal China hanya bisa tersenyum kecut. Kemenangan 21-11, 13-21, 21-18 sungguh berarti bagi pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat.

Tidak hanya berarti satu tiket perempat final menjadi miliknya. Kemenangan yang mengakhiri enam kekalahan beruntun dalam enam pertemuan sebelumnya. Mulai dari Kejuaraan Dunia Junior 2014 hingga Swiss Open 2019.

Ya, waktu terpaut cukup lama sejak pertemuan sebelumnya. Sepak terjang kedua pemain ini bergerak berlawanan. Shi pernah berada di jajaran elite dan kini terlempar ke posisi 25 dunia. Sementara Ginting, meski masih berkarib dengan virus inkonsistensi, ranking dunianya masih bisa terjaga di 10 besar.

Ginting, seperti kita akui memiliki keistimewaan. Bila tampil dalam bentuk terbaik maka tidak ada lawan yang tak bisa ia taklukkan.

Harapan itu kini berhembus kencang jelang perebutan tiket semifinal. Lawan yang ia hadapi akan lebih tangguh dari Shi Yuqi. Dia adalah Viktor Axelsen, tunggal putra fenomenal yang seperti tak menemukan lawan sepadan dalam lebih dari setahun terakhir.

Axelsen yang menyingkirkan Sitthikom Thammasin dari Thailand, 21-19 dan 21-16, sudah empat kali mengalahkan Ginting sepanjang tahun ini, sejak All England, Indonesia Masters, Indonesia Open, sampai Malaysia Open. Secara keseluruhan, Axelsen sapu bersih tujuh pertemuan terakhir.

Statistik Ginting vs Axelsen: tournamentsoftware.com
Statistik Ginting vs Axelsen: tournamentsoftware.com

Empat pertemuan terkini yang tak terhindarkan, baik di perempat final maupun semifinal sungguh menjadi tontonan istimewa bagi para fan sejagad. Pertarungan antara dua pemain dengan skill tinggi.

Ginting dalam dua pertemuan terakhir (perempat final Indonesia Open dan perempat final Malaysia Open) sudah lebih baik dengan memberi perlawanan hingga gim ketiga.

Ginting hanya perlu lebih solid, mengurangi kesalahan sendiri hingga titik maksimal, dan tidak memberikan Axelsen kesempatan untuk melancarkan pukulan.

Satu kemenangan penting atas Shi di ajang besar ini sekiranya semakin memompa semangat dan kepercayaan Ginting untuk memutus tren negatifnya di hadapan pemain nomor satu dunia itu sehingga mampu mengubah ketertinggalannya dalam skor head to head saat ini yakni 9-4.

Lebih dari itu, membuat Ginting melangkah ke babak semifinal yang sudah menggaransinya medali.

Peluang 2 "perang saudara"

Bila kita melihat bagan undian, dari empat wakil ini akan mengerucut pada dua "perang saudara" yang berpeluang terjadi di babak empat besar. Bila itu terjadi maka Indonesia memiliki masing-masing satu wakil dari kedua sektor di laga pamungkas nanti.

Apakah itu bakal terjadi? Tentu. Sektor ganda putra yang menyisahkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan memiliki kans menciptakan "all Indonesian semifinal."

Kedua pasangan ini akan menghadapi lawan yang secara peringkat dan pengalaman lebih inferior. Fajar/Rian bersua Ben/Sean yang tak lain adalah "pembunuh" Minions. Sementara The Daddies bersua M.R. Arjun/Dhruv Kapila dari India.

Meski Fajar/Rian memiliki ranking dunia lebih baik dan menjadi pasangan ganda putra paling konsisten dan menonjol sepanjang tahun ini, keduanya pernah dibuat menderita di pertemuan sebelumnya di babak 32 besar Thailand Open awal tahun ini.

Tentu, ini kesempatan bagus Fajar/Rian "balas dendam" atas kekalahan 18-21 dan 19-21 saat itu dan membuat kekalahan kompatriot Pelatnas terbayar lunas.

Jadwal perempat final BWC 2022, Jumat (26/8/2022): https://bwfbadminton.com/
Jadwal perempat final BWC 2022, Jumat (26/8/2022): https://bwfbadminton.com/

Bila Fajar/Rian berhasil menjalani misi ganda itu, kita berharap The Daddies dengan kematangan mereka bisa meredam ambisi Arjun/Kapila untuk meraih kemenangan pertama dalam lima pertemuan sekaligus menjadi (mungkin-bila Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty takluk dari unggulan dua dari Jepang Takuro Hoko/Yugo Kobayashi) satu-satunya ganda dari Negara Anak Benua yang membawa pulang medali ganda putra.

Seandainya harapan itu berpelukan dengan hasil di lapangan, maka kita bisa berharap lebih sektor ini menjadi penjaga muka Indonesia di panggung elite itu.

Skenario yang sama membayangi sektor tunggal putra. Hanya saja, alur cerita akan lebih berat dan penuh ketegangan. Sebab, lawan-lawan yang akan dihadapi dalam posisi yang lebih baik.

Jonatan Christie yang menyingkirkan Wang Tzu Wei, 24-22 dan 21-16 akan menantang senior Wang dari Taiwan, Chou Tien Chen yang merupakan unggulan keempat.

Jojo melakoni laga mendebarkan sebelum menang dua gim. Sementara Chou harus berjuang keras tiga gim untuk menyudahi perlawanan pemain Hong Kong, Lee Cheuk Yiu, 21-16 17-21 dan 21-18.

Walau ranking dunia lebih rendah, Jojo yang kini berada di posisi 7 BWF sesungguhnya memiliki catatan pertemuan yang bagus saat menghadapi pemain ranking 4 BWF itu.

Dalam sembilan pertemuan, Jojo mengantongi enam kemenangan. Namun, Jojo perlu waspada. Dua pertemuan terakhir menjadi milik Chou yakni di perempat final Indonesia Open 2019 dan di babak yang sama di All England 2022.

Jojo yang sanggup mengatasi Wang yang memiliki skor "head to head" lebih baik darinya sekiranya tampil lebih militan namun tenang, taktis tetapi tak kehilangan fokus saat menghadapi lawan dengan jam terbang lebih tinggi.

Bila Ginting dan Jojo berhasil mengatasi lawan tangguh masing-masing, maka penggemar di Tanah Air bisa bernapas lega.

Baru setelah itu, bersikap pasrah melihat kedua tunggal putra itu saling jegal di semifinal. Setidaknya ada satu wakil terbaik yang akan bertarung menjadi juara dunia.

Jadwal perempat final BWC 2022: https://bwfbadminton.com/
Jadwal perempat final BWC 2022: https://bwfbadminton.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun