Jelas, pasangan China yang kini berada di posisi 19 BWF mengemban misi balas dendam. Dua kali kalah tahun ini, masing-masing di Indonesia Open dan Malaysia Open, membuat mereka tidak ingin kembali menderita.
Target memutus rentetan hasil buruk serentak mengincar gelar juara. Sebaliknya, Apri/Fadia ingin menjaga tren positif dan menggapai klimaks.
Apakah Apri/Fadia mampu memberi Zhang/Zheng kekalahan ketiga untuk merebut gelar BWF World Tour kedua di tahun pertama mereka yang ciamik ini?
Ginting ke Final Lagi
Kemenangan atas harapan semata wayang tuan rumah, Loh Kean Yew, 21-17 21-14 memiliki banyak makna bagi Anthony Ginting. Tiket final pertama sepanjang tahun ini. Tahun yang tidak enak bagi pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat itu.
Tahun yang membuatnya telah menjadi bulan-bulanan belakangan ini. Kemenangan atas juara dunia yang menjadi kebanggaan Negeri Singa itu membuat Ginting melangkah ke final lagi dengan semringah.
Loh yang kini berada di posisi 9 BWF sudah membuatnya menderita dua kali. Dua kekalahan yakni di Indonesia Masters 2014 dan berlanjut di Piala Thomas 2022 lebih dari cukup membuat publik Tanah Air pesimis dengan peluang Ginting di pertemuan ketiga mereka.
Ternyata, Ginting yang berada tiga tangga di depan Loh dalam tabel ranking BWF, sungguh menunjukkan tajinya. Smes-smes keras, pertahanan rapat, variasi pukulan, kecepatan, hingga presisi.
Ginting hari ini adalah Ginting dalam versi terbaik. Minim kesalahan. Sungguh menonjolkan kualitasnya sebagai salah satu tunggal putra terbaik di dunia.
Ginting kini hanya butuh satu laga lagi untuk menebus segala kemalangan yang menderanya sejak awal tahun ini. Adalah Kodai Naraoka yang menjadi ujian terakhir yang harus dihadapi.
Kodai lolos ke final usai menumbangkan pemain China, Zhao Jun Peng, 21-18 dan 25-23. Kemenangan dalam partai dramatis atas lawannya dengan ranking dunia lebih baik tentu mempertebal kepercayaan diri Kodai untuk menghadapi Ginting yang berada dalam status yang sama.